“HAI Abu Said, saya bermimpi melihat langit terbuka untukku, kemudian tertutup lagi. Saya yakin bahwa ta’birnya insya Allah saya akan syahid,” Abbad bin Bisyiri berkata kepada Abu Sa’id.
Di perang yamamah itu abu said mendengar Abbad berseru kepada orang orang anshar, “Pecahkan sarung sarung pedang kalian dan tunjukan kelebihan kalian…!”
Maka datanglah 400 kaum muslimin yang bertempur dengan gagah berani.
BACA JUGA:Â Tangis Abu Bakar Mendengar Sabda Rasulullah
Tatkala pertempuran sengit itu semakin berat untuk kemengan musuh, teringatlah olehnya ucapan Rasulullah terhadap golongan Anshar, “Kalian adalah inti. Maka tidak mungkin saya dicederai pihak kalian!”
Ucapan itu memenuhi rongga dada dan hatinya, seolah Rasulullah masih berdiri, mengulang kata-kata itu.
Abbad bersama Abu Djanah dan Barra’ bin Malik mengerahkan pasukannya ke taman maut, sebuah taman yang digunakan sebagai benteng pertahanan. Di situlah Abbad menemui syahidnya, syahid yang ia idamkan, seperti dalam mimpinya.
Sebelum ia syahid Abbad adalah seorang pejuang pantang menyerah. Terceritakan setelah perang Dzatur Riqa’ selesai Rassulullah memilih beberapa orang sahabatnya untuk berjaga-jaga secara bergiliran. Salah satu yang terpilih adalah Abbad Bin Bisyir. Abbad melihat bahwa lingkungan sekelilingnya aman. Dia berjaga sambil shalat malam. Di sebuah rakaat, setelah membaca surat Al-fatihah, sebuah anak panah melesat menancap dipangkal lengannya. Bukannya merintih kesakitan, atau berteriak meminta tolong bahwa ada serangan, dia justru terus shalat sambil mencabut anak panah itu.
Tidak lama kemudian anak panah kedua datang mengenai anggota badannya. Tetapi ia tak hendak menghentikan shalatnya hanya dicabutnya anak panah itu seperti yang pertama tadi, dan terus membaca surat. kemudian dalam gelap malam itu musuh memanahnya untuk ke tiga kalinya. Abbad menarik anak panah itu dan mengakhiri bacaan surat. Dia terus shalat hingga selesai..
BACA JUGA:Â Sa’id bin Amir, Gubernur yang Masuk Daftar Orang Miskin
Selesai shalat, seorang sahabat, Amar Bin yasir menyaksikan abbad sudah melemah akibat serangan anak panah tadi.
Abbad bercerita, “Ketika shalat tadi, aku membaca beberapa ayat Al-Qur’an yang amat mengharukan hatiku hingga aku tak ingin memutusnya. Dan demi Allah aku tidaklah akan menyia-nyiakan tugas dari Rasulullah untuk menjaga Pos, aku lebih suka mati dari pada harus memutuskan bacaan ayat-ayat yang sedang kubaca itu!” []
Sumber: Karasteristik Perihidup 60 Sahabat Rasulullah/ Penulis: Khalid Muh. Khalid/ Penerbit: Cv. Diponegoro Bandung