KETIKA Umar bin Khaththab membagi-bagikan harta kepada anak-anak kaum Muhajirin. Dimulai dari Ahl (kelual=Rga Nabi), namun saat itu orang-orang badui ingin ikut bersama mereka. Lalu datanglah Abdullah bin ja’far yang masih kecil. Saat Umat bin Khaththab melihatnya berdiri di pintu, ia berkata: “Selamat datang anak ath-Thayyar, masuklah!”
Lalu orang-orang badui mendengarnya dan menggandeng tangan Abdullah bin jafar, sedangkan dia tidak menyadarinya. Orang badui mendengarkan pembicaraan Umar bin Khaththab, maka tahulah mereka jika dia (Abdullah bin jafar) memiliki tempat di sisinya. Lalu ia menggubah syair dan berkata:
BACA JUGA: Pertemuan Dua Sahabat Nabi dari Zaman yang Berbeda
“Apakali ath-Thayyat tahu bahwa aku diusir dan dilarang masuk, sedangkan at-Faruq (gelar Umar bin Khaththab) melihat dan mendengar? Tidak mengapa ia tidak tahu hal itu, karena anaknya tuan yang mulia akan bangkit dan cepat membantu, mengambilkan (harta untuk) tetangganya.”
Abdullah berkata kepadanya, “Tetaplah di tempatmu, wahai orang badui!”
Lalu ia masuk, kemudian Umar bin Khatab memberinya uang seribu dirham. Lalu ia keluar lagi, dan memberikannya kepada orang badui.
Kebiasaan Abdullah ini membuatnya di gelari “Pengajar kedermawanan” (mualim al-jud) dan “Samudera kedermawanan” (bahr al-jud).
BACA JUGA: Abdullah bin Amr; Sahabat Pencatat Semua yang Disabdakan Rasulullah
Konon saat ia sedang dalam keadaan susah, ia berdo’a kepada Allah, “Ya Allah, bila telah kau ambil kebaikan dariku atas sesuatu yang biasa kau berikan kepadaku untuk hamba-hambamu yang lain, maka wafatkanlah aku.” Kemudian belum sampai Jum’at berikutnya, ia sudah wafat. []
Sumber: Anak-Anak Dalam Pangkuan Rasulullah/ Penerbit: DR. Muhammad Husni Musthafa/ Penerbit: Akbarmedia