SUATU hari, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, bersama Umar bin Khattab mengunjungi rumah orang munafik, yakni Abdullah bin Ubay. Saat itu Ubay sedang sakit keras. Saat tiba di sana, Rasulullah dan Umar melihat keadaan Ubay yang sedang menghadapi sakaratul maut.
Abdullah bin Ubay yang terkenal akan kemunafikannya, bahkan ia dikenal sebagai gembong munafik itu, tiba-tiba meminta Rasulullah untuk menanggalkan jubahnya. Umar bin Khaththab yang keberatan atas permintaaan dari Ubay tersebut lantas berkata, “Wahai Rasulullah, tidakkah permintaan orang munafik itu mengada-ada. Bukankah ia musuh kaum muslimin?”
BACA JUGA: Abu Hurairah Jelaskan Harta yang Diwariskan Rasulullah
“Wahai sahabatku Umar, sesungguhnya bagi kaum Muslimin tidak ada permusuhan. Kecuali orang itu yang memusuhi kami,” jawab Rasulullah.
Mendengar jawaban Rasulullah, Umar kembali berkata, “Alangkah beruntungnya Abdullah bin Ubay. Kematiannya diselimuti jubahmu ya Rasulullah.”
BACA JUGA: 5 Cara Jitu Meredam Amarah ala Rasulullah SAW
Akan tetapi, Rasulullah yang saat itu mengamati jenazah Ubay berkata, “Wahai Umar, kekecewaanmu tidakkah terpuji. Abdullah bin Ubay tidak akan selamat dari kobaran api neraka hanya karena jubahku. Abdullah bin Ubay hanya selamat oleh iman, takwa, dan amal salehnya sebagaimana Allah berfirman: “…siapa saja (di antara mereka) yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dan melakukan kebajikan, mereka mendapat pahala Tuhannya, tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati.” (Al-Baqarah [2]: 62). []
Sumber: 65 Cerita Teladan Sebelum Tidur/ Penulis: Sakha Aqila Mustofa/ Penerbit: PT. Wahyu Media/ 2008