SETELAHÂ usahanya menjaga shalat berjamaah di masjid tepat waktu berhasil, sebut saja Abdullah melakukan perkara kedua yaitu membaca dan memahami makna Al-Quran. Abdullah mulai mencari kelas- kelas pengajian Al-Quran di papan pengumuman masjid dan melalui internet.
Mempelajari Al-Quran lebih baik menggunakan konsep Talaqi, yaitu murid membaca dihadapan gurunya sebaliknya guru membaca di depan muridnya. Hal ini dimaksudkan agar guru dapat melihat gerak bibir muridnya sampai bunyi huruf dan pengucapannya sesuai dengan lafaz bahasa Arab.
Allah adalah Tuhan yang Mahakuasa. Dia akan mendengar semua permintaan hambaNya, Bukankah Dia tempat kita meminta dan tempat kita berserah? Seperti tertulis di surah Al-Fatihah ayat ke-5 di bawah ini;
âHanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.â (Surah Al-Fatihah, Ayat 5)
BACA QURAN:Â Baca Quran tanpa Gairah, Tanda Apa?
Dalam usahanya mempelajari Al-Quran , Abdullah bertemu seorang ustadz yang hafiz Al-Quran serta lulusan Universitas Al-Azhar, bahkan ustadz itu bersedia mengajar secara mingguan.
Hari demi hari Abdullah mempelajari Al-Quran. Sejak itu Abdullah tersadar jika selama ini banyak sekali kesalahannya dalam membaca Al-Quran.
Dengan bimbingan Ustadz, banyak hal yang telah Abdullah pelajari tentang Al-Quran, yaitu cara menyebut makhraj huruf dan mempelajari hukum tajwid. melalui siaran radio atau CD dan mendengarkan bacaan dari qari-qari hebat, Abdullah menambah lagi ilmu pengetahuan tentang cara membaca Al-Quran.
Membaca Al-Quran itu seolah-olah Allah sedang berbicara dengan kita. Sekadar membaca saja tidak lengkap jika tanpa memahami makna ayat yang dibaca. Kitab âAr-Rahmanâ menjadi ujukan pertama Abdullah mempelajari terjemahan Al-Quran.
BACA JUGA:Â Mana yang Lebih Utama, Baca Quran dengan Suara Keras Atau Perlahan?
Setelah Abdullah berhasil mendalami bacaan Al-Quran , ia mulai melaksanakan amalan-amalan sunnah lainnya seperti shalat sunnah Dhuha, shalat Tahajud, dan shalat sunnah Rawatib. Karena dengan melaksanakan sunnah-sunnah tersebut akan mendapatkan pahala tambahan yang akan menutupi kekurangan yang ada dalam shalat fardhu lainnya.
Walau bagaimanapun ini bukan berarti Abdullah telah mendirikan shalatnya dan mendalami Al-Quran dengan sempurna. Kisah Abdullah yang diceritakan di sini merupakan sebuah contoh bagaimana cara Abdullah berusaha dan melatih diri mengerjakan amalan agama dengan kesungguhan. Semoga Abdullah dapat mengerjakan setiap amalan agamanya secara istiqamah. Insya Allah. []
Sumber: Kaya Dunia Akhirat dengan Amalan 1 Saat/Rafizam Mohamed/PT Buku Pintar Indonesia/Kebon Jeruk /Maret 2015