SUATU hari, Abu Bakar melewati wilayah Bani Mu’ammal, salah satu klan dari Bani ‘Adi yang merupakan klan di mana ‘Umar bin Khattab berada. Ketika itu ‘Umar masih dalam keadaan musyrik. Saat Abu Bakar melintas, ia melihat ‘Umar sedang menyiksa Labibah, seorang budak perempuan yang telah memeluk Islam. ‘Umar menyiksanya setelah mengetahui perihal keyakinan baru Labibah.
Ketika ‘Umar lelah dengan penyiksaan yang diperbuatnya, ia berkata pada Labibah, “Ketahuilah, aku tidak melanjutkan menghukummu karena aku telah bosan memukulimu.”
BACA JUGA: Abu Bakar dan Sebuah Gubuk Kecil
“Demikian pula Allah terhadapmu.” jawab Labibah dengan penuh keyakinan.
Abu Bakar yang melihat keteguhan hati Labibah, akhirnya membeli dan membebaskannya.
Abu Bakar bukan hanya membebaskan Labibah dan Bilal, tetapi banyak budak laki-laki dan perempuan lainnya yang ia bebaskan. Diantaranya adalah ‘Amir bin Fuhairah, Ummu ‘Ubais, an-Nadhiyah dan anak perempuannya serta banyak budak lainnya.
Setelah banyak budak yang telah dibebaskan Abu Bakar, ayahnya menilai bahwa Abu Bakar telah banyak menghabiskan harta untuk hal tersebut. Ayahnya kemudian berkata, ‘Wahai anakku, aku melihatmu membebaskan budak-budak yang lemah. Jika memang itu yang harus engkau lakukan, bebaskanlah budak-budak yang kuat, yang dapat membela dan juga menjagamu.”
Mendengar ucapan sang ayah, Abu Bakar menjawabnya, “Wahai ayahku, aku melakukan semua ini semata-mata hanya untuk Allah.”
Allah mengungkapkan kedermawanan sikap Abu Bakar:
فَأَمَّا مَنْ أَعْطَىٰ وَاتَّقَىٰ
وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَىٰ
فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَىٰ
“Adapun orang yang memberi dan bertakwa.”
BACA JUGA: Ketika Wafat, Abu bakar Tidak Meninggalkan Dirham dan Dinar
“Dan mengakui akan adanya kebaikan.”
“Maka akan Kami mudahkan dia ke jalan yang mudah.” (QS. Al-Lail Ayat 5-7). []
Sumber: DR. Ahmad Hatta MA., dkk. Januari 2015. The Golden Story of Abu Bakar Ash-Shiddiq. Jakarta Timur: Maghfirah Pustaka.