ABU Bakar As-Shidiq adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang mempunyai nama lengkap Abdullah Abi Quhafah At-Tamimi.
Pada zaman pra Islam ia bernama Abu Ka’bah, kemudian diganti oleh Nabi ﷺ. menjadi Abdullah. Beliau lahir pada tahun 573 M, dan wafat pada tanggal 23 Jumadil akhir tahun 13 H bertepatan dengan bulan Agustus 634 M, dalam usianya 63 tahun, usianya lebih muda dari Nabi ﷺ 3 tahun.
Diberi julukan Abu Bakar atau pelopor pagi hari, karena beliau termasuk orang laki-laki yang masuk Islam pertama kali. Sedangkan gelar As-Shidiq diperoleh karena beliau senantiasa membenarkan semua hal yang dibawa Nabi ﷺ terutama pada saat peristiwa Isra’ Mi’raj.
BACA JUGA: Ketika Abu Bakar dan Umar bin Khattab Berlomba Dalam Kebaikan
Abu Bakar adalah putra dari keluarga bangsawan yang terhormat di Makkah. Semasa kecil dia merupakan lambang kesucian dan ketulusan hati serta kemuliaan akhlaknya, sehingga setiap orang mencintainya.
Ketika Nabi ﷺ mengajak manusia memeluk agamaIslam, Abu Bakar merupakan orang pertama dari kalangan pemuda yang menanggapi seruan Rasulullah, sehingga Nabi ﷺ memberinya gelar “Ash-Siddiq”.
Pengabdian Abu Bakar untuk Islam sangatlah besar. Ia menyerahkan semua harta bendanya demi kepentingan Islam. Ia selalu mendampingi Rasulullah dalam mengemban misi Islam sampai Nabi ﷺ wafat. (Depag RI,1999/2000)
Beliau adalah sahabat rasulullah yang senantiasa mendampingi jejak langkah Nabi untuk menghadapi kaum musyrikin yang selalu berusaha untuk menghalangi dakwah Nabi.
Bukan hanya itu Abu Bakar juga termasuk sahabat yang paling senior diantara sahabat-sahabat Nabi yang lain. Abu Bakar di mata Nabi bukan hanya sekadar sahabat tetapi lebih dari itu.
BACA JUGA: Sifat Dermawan Abu Bakar Ash-Shiddiq
Sifatnya yang dermawan jujur, tawaddu’ dan keikhlasannya mengorbankan jiwa dan hartanya demi agama yang dibawa oleh Nabi.
Ketika posisi Nabi tepojokkan dimata kaumnya di sanalah hadir sosok pembela yang tangguh yang selalu membenarkan kata sahabatnya di dalam segala hal.
Sampai sampai sesuatu yang tidak bisa di logikakan asalkan hal tersebut keluar dari diri Nabi pasti di benarkan dan diyakini dengan sepenuh hati oleh Abu Bakar. Sehingga para sejarawan dan juga kaum Muslimin memosisikan Abu Bakar setelah Nabi Muhammad ﷺ. []
SUMBER: MAJELIS PENULIS