SUATU hari tatkala datang waktu Ashar, Bilal mengumandangkan adzan. Lalu ia mempersilahkan Abu Bakar untuk menjadi imam shalat, karena Bilal tahu bahwa Rasulullah terlambat pulang.
“Wahai Abu Bakar, Rasulullah terlambat pulang sementara shalat sudah waktunya didirikan. Maukah engkau menjadi imam?” tanya Bilal kepada Abu Bakar.
BACA JUGA: Rasulullah Berharap Abu Bakar Jadi Orang yang Dipanggil Seluruh Pintu Surga
Setelah Abu Bakar menyatakan kesiapannya, maka Bilal pun mengumandangkan iqamah.
Saat shalat baru rakaat pertama, Rasulullah datang dan ingin segera masuk ke barisan. Para sahabat yang mengetahui kedatangan Rasulullah, bertepuk tangan untuk memberitahu Abu Bakar mengenai kedatangan Rasulullah. Tetapi Abu Bakar tetap fokus dan khusyu melaksanakan shalatnya.
Karena tepuk tangan bertambah banyak, Abu Bakar pun menoleh. Lalu Abu Bakar mundur ke belakang setelah mengetahui ada Rasulullah. Namun beliau mengisyaratkan untuk tetap di tempatnya.
Abu Bakar mengangkat tangannya sambil mengucap alhamdulillah, ia pun segera mundur ke belakang, dan Rasulullah pun maju menjadi imam.
Selepas shalat, Rasulullah menghadap kepada jama’ah lalu berkata, “Mengapa kalian bertepuk tangan saat mengingatkan shalat. Tepuk tangan itu untuk kaum wanita, sedangkan bagi kalian laki-laki, ialah mengucap subhaanallaah. Sesungguhnya tidaklah seseorang mendengar ucapan subhaanallaah, kecuali ia akan menoleh.”
BACA JUGA: Dengan Hartanya, Abu Bakar Banyak Memerdekakan Budak
Rasulullah melanjutkan kepada Abu Bakar, “Hai Abu Bakar, mengapa ketika aku memberi isyarat agar engkau tetap melanjutkan menjadi imam, engkau malah mundur?”
Abu Bakar kemudian menjawab, “Tidak layak bagi putra Abu Quhafah ini menjadi imam saat Rasulullah hadir.” []
Sumber: Abdul-Wahhab bin Nasir Ath-Thariri. 1435 H. Al-Yaum An-Nabawi, Agenda Harian Rasulullah ﷺ. Jakarta: as@-prima pustaka.