KETIKA Abu Darda, seorang budiman dan ahli hikmat yang memancarkan bak mutiara yang cemerlang dan bernilai, mengucapkan kata-kata kepada masyarakat sekitarnya, “Maukah Anda sekalian aku bagikan amalan-amalan terbaik, terbersih di sisi Allah dan meninggikan derajat kalian semua?”
Para pendengar segera menjulurkan pertanyaan pula, “Amalan apakah itu, wahai Abu Darda?”
BACA JUGA: Berikut Amalan yang Bisa Dilakukan saat Haid
Abu Darda mulai berbicara dengan wajah berseri-seri, maka jawabnya, “Dzikrullah. . . Wa-la dzikrullahi akbar.”
Ia selalu mendorong kawan-kawannya unrtuk merenung dan memikir-mikirkan, katanya kepada mereka, “Berpikir. . . Tafakur. . . Satu jam lebih baik daripada beribadah sepanjang malam!”
Dan sesungguhnya bertafakur dan mencari hakikat telah menguasai seluruh dirinya dan seluruh kehidupannya. Begitulah percakapan singkatnya untuk berbagi ilmu dengan yang lain. Sesungguhnya Abu Darda telah mampu melawan hawa nafsu dan memperoleh mutiara bathin yang sempurna telah mencapai tingkatan yang tertinggi. Ia menjadikan seluruh kehidupannya semata bagi Rabbul’alamin.
Sungguh pula benar, ia telah meresapi dengan sempurna atas firman Allah, “Hendaklah kamu mengambil ibarat. . Pelajaran, perbandingan dan sebagainya. . . Wahai orang-orang yang mempunyai pikiran!”
BACA JUGA: 5 Amalan Sederhana Agar Selalu Ingat pada Kematian
Abu Darda mengambil keislamannnya saat ia menjadi seorang saudagar.
Demikianlah Abu Darda yang zuhud, ahli ibadah dan yang selalu merindukan kembali hendak bertemu dengan Tuhannya. Ialah orang apabila ada yang mengagumi ketakwaannya maka ia menjawab, “Aku tak pandai berenang , dan aku takut tenggelam!” []
Sumber: Karakteristik Perihidup Enam Puluh Sahabat Rasulullah/Pengarang: Khalid Muhammad Khalid/Penerbit: Diponegoro. Edisi/ Cet ke, : Cet 20. Tahun Terbit: 2006