TATKALA perang Uhud terjadi, beberapa kaum musyrik yang terbunuh diseret ke dalam sumur dan di antaranya ada Utbah bin Rabi’ah ayah dari Abu Hudzaifah.
Abu Hudzaifah kala itu sangat sedih karena ayahnya telah terbunuh dalam perang Uhud. Rasulullah melihat Abu Hudzaifah murung dan sedih.
BACA JUGA: Puncak Kesedihan Para Sahabat
“Abu Hudzaifah, barang kali ada yang terlintas dalam benakmu terkait dengan kondisi ayahmu ini?” tanya Rasulullah kepada Abu Hudzaifah.
Tidak, demi Allah , wahai Rasulullah. Aku tidak ragu dengan perihal ayah dan kematiannya. Hanya saja selama ini ayah memiliki sikap yang bijak, santun, dan mulia. Tadinya aku sangat berharap semua kebaikannya selama ini dapat mengantarkannya untuk memeluk Islam. Namun ketika aku menyaksikan apa yang terjadi kepadanya saat ini dan aku sadar bahwa ayahku telah mati dan ia mati dalam kondisi kafir, setelah tadinya aku sangat berharap darinya. Sehingga itulah yang membuatku sedih wahai Rasulullah, ayahku mati dalam kondisi kafir.
BACA JUGA: Saat Istri Para Sahabat Mendengar Suaminya Gugur di Medan Perang
Mendengar hal itu, rasulullah mendo’akan kebaikan-kebaikan untuk Abu Hudzaifah.
Sumber: Nabi Muhammad di Hati Sahabat/ Penulis: Walid al-A’zhami/ Penerbit: Qalam/ 2016