SAHABAT Nabi merupakan orang-orang terpilih yang menjadi generasi terbaik. Perjuangan mereka dalam membela Islam dan sikap setia terhadap Nabi Muhammad SAW menjadi teladan bagi seluruh muslim hingga sekarang.
Pada masa Nabi, para sahabat mendapatkan ajaran Islam melalui pengalaman langsung dari Rasulullah SAW. Salah satunya adalah pengajaran tentang Alquran. Pada masa itu Alquran turun berangsur-angsur dan belum dikumpulkan menjadi sebuah mushaf seperti sekarang. Namun, banyak diantara para sahabat yang menghafalkannya hingga menjadi hafiz.
Tersebut lah nama Abdullah bin Qais bin Sulaim atau lebih dikenal dengan sebutan Abu Musa Al-Asy’ari. Dia adalah salah satu hafiz quran di zaman Nabi. Ia merupakan salah seorang sahabat yang dipuji Rasulullah SAW karena hafalan dan bacaan qur’annya.
BACA JUGA:Â Keutamaan Seorang Hafiz Al-Quran
Dikutip dari buku Kisah-Kisah Ajaib Para Penghafal Alquran karya Wiwi Alawiyah Wahid dan Siti Aisyah, dikisahkan bahwa Abu Musa Al-Asy’ari meninggalkan negeri dan kampung halamannya, Yaman, menuju Makkah, segera setelah mendengar munculnya seorang rasul di sana yang menyerukan tauhid. Sebelumnya, Abu Musa sudah mendengar cerita-cerita tentang Rasulullah SAW dan menyatakan kekagumannya. Ia pun berangkat ke Makkah dan berniat menjadi murid Rasulullah SAW.
Di Makkah, waktunya dihabiskan untuk duduk di hadapan Rasulullah SAW, menerima petunjuk dan keimanan dari sosok mulia itu. Abu Musa juga menghafal Alquran. Ia mulai menghafal Alquran sejak menyatakan keislamannya pertama kali.
Abu Musa mempelajari Alquran langsung dari Rasulullah SAW. Ia kerap datang kepada Rasulullah SAW dan belajar Alquran dengan serius.
Abu Musa dianugerahi suara yang merdu oleh Allah SWT. Rasulullah SAW yang mengetahui potensi bancaan Abu Musa yang sempurna, amat senang membimbingnya. Abu Musa sangat cerdas. Hafalan Alqurannya kuat dan cepat.
Dengan suaranya yang merdu, bacaan Alquran Abu Musa mampu menembus tirai hati orang-orang. Siapa pun yang mendengar suara Abu Musa, ia akan tergerak hatinya untuk mengikuti apa yang diucapkannya.
Rasulullah SAW memuji suara merdu Abu Musa dengan mengatakan, “Ia (Abu Musa) benar-benar telah diberi seruling Nabi Daud.”
Kemahirannya membaca Alquran dengan suara yang sangat indah dan bacaan yang sempurna membuat banyak sahabat menanti-nanti kedatangan Abu Musa untuk menjadi imam setiap kesempatan sholat. Ketika memimpin sholat, ia selalu melafalkan bacaan-bacaan indah yang membuat batin jamaahnya tenang, serta sholat mereka pun mejadi khusyuk.
BACA JUGA:Â Macam-macam Hafizh
Rasulullah SAW pun kerap meminta Abu Musa Al-Asy’ari untuk menjadi imam atau membimbing sahabat lainnya. Abu Musa sangat bertanggung jawab terhadap tugasnya dan memberikan perhatian yang besar terhadap sesama manusia. Rasulullah SAW bersabda mengenai dirinya: “Pemimpin dari orang-orang berkuda ialah Abu Musa”.
Nama Abu Musa Al-Asy’ari terekam dalam catatan sejarah. Selain dikenal sebagai penghafal Alquran, Abu Musa juga merupakan seorang pejuang yang membersamai Rasulullah SAW dalam beberapa pertempuran. Sepanjang hidupnya, dia juga telah meriwayatkan 365 hadis. Abu Musa Al-Asy’ari wafat dalam usia 63 tahun, pada tahun 44 Hijriah.
Nama Abu Musa Al-Asy’ari harum bersama Islam dan Alquran. Dia mendapatkan kemuliaan di hadapan Rasulullah SAW, para sahabat, dan seluruh muslim dunia sepanjang masa. []
Referensi: Kisah-Kisah Ajaib Para Penghafal Alquran/Karya: Wiwi Alawiyah Wahid dan Siti Aisyah/Penerbit: Yogyakarta Diva Press/Tahun: 2014