ABUL Abbas merupakan khalifah pertama Bani Abbas ini sekaligus pendiri kekhalifahan yang telah melahirkan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, sains, dan teknologi. Dia juga pemimpin yang keras, tegas, dan kuat. Sehingga disegani oleh kawan dan lawan. Abul Abbas juga diangkat sebagai khalifah pertama pada waktu itu. Berikut lengkapnya kisah Abul Abbas As-Safah.
Periode Abul Abbas juga dianggap sebagai periode kepimimpinan yang singkat, hanya berkisar empat tahun delapan bulan lamanya. Dan ia meninggal dalam usia 33 tahun karena sakit cacar ketika wabah menyerang Anbar. Saudaranya, Abu Ja’far menggantikan posisinya. Sebelum menyimak kisah Abul Abbas As-Safah secara lengkap, sebaiknya lebih dulu kita mengenal siapa beliau ini.
BACA JUGA: Pemimpin Adil di Akhir Zaman, Hanya Berkuasa 7 Tahun?
Perkenalan
Abul Abbas As-Saffah memiliki nama lengkap yaitu Abul ‘Abbas Abdullah bin Muhammad As-saffah bin Ali bin Abdullah bin Abdhul Muthalib. Abul merupakan khalifah pertama dari Bani Abbasiyah. Bani Abbasiyah berkuasa dair 750-1258 dan telah berkuasa sampai wafatnya pada 754. Dan memberikan peninggalan serta pada masa kepimimpinan Bani Abbasiyah juga telah mengalami kemajuan dalam beberapa bidang.
Selain itu Abul sebenarnya tidak memiliki julukan seperti As-Saffah. Terdapat cerita dan kisah sendiri mengapa ada julukan seperti As-Saffah kepada Abul abbas. Ibunya Abul Abbas bernama Rabtah binti Ubaidullah Al-Haratsi dan ayahnya adalah Muhammad bin Ali, pemimpin adalah gerakan Bani Abbasiyah. Abul Abbas mendapatkan gelar As-Saffah yang berarti pengalir darah dan pengencam siapa saja yang membangkang.
Maksudnya adalah mengalirkan darah bagi pihak yang menentang. Abul Abbas adalah seseorang yang bermoral tinggi dan mempunyai loyalitas sehingga beliau disegani dan dihormati oleh kerabat-kerabatnya dan oleh rakyat yang dipimpinnya kala itu. Beliau memiliki pengetahuan yang luas, pemalu, budi pekerti yang baik dan dermawan.
Menurut dari As-Sayuti, Abul Abbas ialah manusia yang paling sopan dan selalu menepati janji tepat pada waktunya sesuai yang dijanjikan. Abul Abbas adalah seorang revolusioner. Abul telah mengadakan perombakan total dalam tubuh pasukannya. Pasukan bani Abbas selain beranggotakan Muslim arab, juga beranggitakan non-muslim dan no-arab. Sementara itu non-muslim dan no-arab.
Kisah Abul Abbas As-Safah Diangkat sebagai Khalifah
Abul Abbas as-safah dan keluarganya telah tiba di kufah pada bulan Shafar 132 H/749 M. Karena waktu yang tak berpihak, akhirnya Abu Salmah pun tidak memiliki pilihan lain selain mengangkat Abul Abbas sebagai Khalifah Abbasiyah.Pada tanggal3 Rabiul awal 132 H dibaiat menjadi khalifah pertama Dinasti Bani Abbasiyah dan berpusat di Kuffah. Dalam dua tahun kemudian, pada tahu 134 H, meninggalkan Kufah dan menuju daerah Anbar (kota Kuno di Persia). Serta menjadikannya sebagai kota pusat pemerintahan
Periode Abul Abbas bagi Bani Abbasiyah
Pada masa Bani Ummayah, mereka menolak adanya anggota pasukan dari dua golongan. Abul Abbas juga memilih Abu muslim sebagai komandan militernya karena ia dianggap sebagai panglima perang yang berbakat. Abul telah mengalami 755 perperangan.
Abul Abbas juga menyampaikan suatu khotbah pelantikannya di Masjid Raya Kufah, namun tak sampai selesai karena sakit yang diderita. Khotbah kemudian akhirnya dilengkapi oleh Pamannya bernama Daud bin Ali. Ketika Abul Abbas diangkat menjadi khalifah, disaat yang sama kabar tersebut membuat terjadinya pergeseran di berbagai posisi penting pemangku pemerintahan.
Perlahan tapi pasti, Keluarga dari Bani Abbasiyah menempati pos-pos strategis. Abul Abbas sendiri sangat mengandalkan keluarga Abbasiyah untuk mengimplementasikan kebijakannya. Pada masa itu belum ada ibu kota permanen. Karena ada tak percaya pada warga Kufah. Maka, Abul Abbas memindahkan ibu kota ke Hasyimiyah. Ditandai akibat hubungannya yang memburuk dengan Abu salmah.
Gubernur di Ibu kota Hasyimiyah dan sekitarnya adalah Daud bin Ali (pamannya Abul Abbas). Selama periode pemerintahan Abul Abbas hanya mempunyai empat tahun lebih, karena Abul Abbas fokus dengan menitikberatkan targetnya pada pembasmian musuh dari Abbasiyah, dalam hal ini keturunan Bani Ummayah.
Ketika perang terjadi maka Abul memerintahkan pamanya Abdullah bin Ali untuk membantu dan mengambil alih komando perang dari Abu Aun yang lebih dulu berangkat perang. Abu Aun merupakan komandan penting Qahthabah yang sebelumnya dipersiapkan untuk menhadapi pasukan besar Marwan II. Abul Abbas juga mengitus keponakan isa bin Musa untuk membantu Hasan yang tengah mengepung Wasit.
Dia juga telah mengirim beberapa pasukan ke daerah Madain, Ahwaz dan daerah lainnya yang belum tunduk kepada pemerintahan Bani Abbasiyah. Abul Abbas As-Saffah wafat pada 755. Dia telah berkuasa selama empat tahun lebih memimpin kekhalifaan Bani Abbasiyah. Kedudukannya sebagai khalifah setelah Abul wafat digantikan oleh saudaranya yang bernama Khalifah Al-Mansur.
Semasa pemerintahannya, Abul Abbas tidak banyak dalam melakukan perluasan wilayah, tetapi lebih melakukan konsolidasi internal untuk mendukung penguatan pilar – pilar negara. Abul Abbas menjadi khalifah selama empat tahun Sembilan bulan dan wafat di kota Anbar.
Julukan As-Saffah
Jatuhnya wasit, membualt seluruh daerah Irak, Khurasan, Syam, Mesir dan Jazirah Arabia berada di pangkuan Abbasiyah. Taka da lagi penguasa Ummayah Maupun pendukungnya yang merongrong legitimasi kepemimpinan Abul Abbas. Masa kepimpinan ini diisi dengan perburuan keturunan Ummayah. Maksudnya siapa saja yang memiliki aliran darah dengan keluarga Ummayah, dan punya potendi memberontak, pasti dikejar dan dibunuh.
Atas aktivitas yang dilakukan Abul Abbas dengan kekuasannya maka ia dijuluki As-Saffah, Sang penumpah darah. Sebenarnya julukan As-Saffah sendiri bukanlah gelar resmi dari Abuul Abbas. Sebenarnya ia tak memiliki gelar, sebab penguasa Abbasiyah yang pertama memakai gelar adalah Abu Ja’far dengan Al-Mandhur, Gelar As-Saffah sendiri tak termaktub dalam kitab-kitab sejarawan awal Muslim seperti ath-Thabari, Al-ya’qubi, dan Ibnu Qutaibah.
Kebenaran mengenai pembantaian yang dilakukan memang ada, namun tetap saja tidak tepat jika menyematkan gelar As-Saffah pada Abbul Abbas, melainkan para gubernurnya. Abul Abbas sendiri bermukin di daerah Anbar. Dan bisa dikatakan bahwa sepupunya yang giat untuk melakukan pembasmian itu. Terlebih Abdullah bin Ali di syam mengingat disanalah basis pendukung Ummayah.
Peninggalan Penting Abul Abbas
Peninggalan dari kepemimpinan Abul Abbas dari sisi administrasi pemerintahan adalah diperkenalkan posisi wazir (perdana menteri). Abul Abbas mengangkat Abu Salmah sebagai wazir pertama Abbasiyah. Namun Abu salmah tak bertahan lama di posisi yang diberikan karena terbunuh. Hubungan Abul Abbas dan Abu salmah sendiri kurang harmonis.. Sehingga dibuatnya skenario pembunuhan untuk Abu Jafar oleh pihak tertentu. Pihak ini tidak menyukai abu jafar kala itu sehingga Abu Jafar dibunuh pada masanya.
BACA JUGA: Sosok Pemimpin Unggul yang Dicintai Manusia
Kepemimpinan dan Kezhaliman
Abul Al-Abbas As-Saffah naik ke tampuk kekuasan sebagai khalifah pertama Bani Abbasiyah. Dalam masa pemerintahannya, ia melakukan kezhaliman di negeri Afrikan. Melihat kondisi yang seperti itu, Ibnu An’am menghadap ke Abu Ja’far Al-Manshur untuk mengadukan permasalahn, Abu An’am berkata, “Aku datang untuk memberitahumu perihal kezhaliman di negara kami. Ternyata kezhaliman itu berasal dari dalam rumahmu.”
Kesimpulan kisah Abul Abbas As-Safah ini mengandung amanat yang ingin disampaikan bahwa sebagai pemimpin lebih baik lagi memiliki sikap dan budi pekerti yang baik dan tetap menjalin hubungan baik walaupun ada perbedaan pendapat. []
BACA JUGA: DALAMISLAM