DARI Shafwan bin Assal Al-Muradi Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: “Aku mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang sedang berada di masjid dan beliau sedang bertelekan dengan memakai baju yang berwarna merah, lalu aku berkata: ‘Wahai Rasulullah, aku datang untuk menuntut ilmu. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مرحباً بطالبِ العلمِ، إنَّ طالبَ العلمِ تَحُفُّه الملائكةُ وتظله بأجنحتِها، ثم يركبُ بعضُهم بعضاً حتى يبلغوا السماءَ الدنيا من محبتهم لما يطلُبُ
“Selamat datang penuntut ilmu, sesungguhnya penuntut ilmu itu dikelilingi oleh para malaikat dan dinaungi oleh mereka dengan sayap-sayapnya, dan para malaikat itu berada di atas satu sama lainnya hingga langit pertama karena mereka sangat mencintai apa yang ia cari (yaitu berupa ilmu Allah Subhanahu wa Ta’ala).” (HR. Imam Ahmad dan Ath-Thabrani)
Mendatangi ilmu
Hadits ini menunjukkan bahwa seorang penuntut ilmu hendaknya mendatangi majelis-majelis ilmu. Seorang penuntut ilmu hendaklah ia mendatangi majelis yang diajarkan padanya ilmu-ilmu Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Oleh karena itulah Imam Malik mengatakan:
العلم يُؤْتَى ولا يأتِي
“Ilmu itu hendaknya didatangi, bukan ilmu yang mendatangi kita.”
Hal ini karena yang membutuhkan ilmu itu kita.
Hadits ini juga menunjukkan bahwa hendaknya apabila kita membutuhkan ilmu, maka segera kita cari ahlinya. Ini dia Shafwan bin Assal datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk bertanya tentang ilmu. Maka dari itulah apabila kita hendak bertanya, kita hendak mencari ilmu, cari kepada ahlinya. Tentunya ahlinya adalah mereka yang benar-benar menguasai Al-Qur’an dan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, demikian pula ilmu-ilmu alat yang mendukung padanya.