Oleh: M. Fibra Wijaya
Mahasiswa STIT Hidayatullah Batam
fibrawijaya@gmail.com
TAK terasa sebentar lagi kita akan memasuki hari yang sangat bersejarah bagi ummat islam. Dimana hari itu telah mencatatkan dirinya sebagai hari mulia dan selalu di kenang dalam sejarah peradaban islam.
Salah satu ritual ibadah yang dianjurkan oleh Rasulullah dihari raya itu adalah berqurban.
Bahkan beliau Rasulullah Saw, pernah mengingatkan para sahabatnya yakni “Barang siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu dia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami”.
Dalam hadist ini Rasulullah sangat menganjurkan dan menekankan bagi umatnya yang di beri kemampuan oleh Allah SWT untuk berqurban. Dan sekaligus ancaman bagi umatnya yang tidak mau mengeluarkan hartanya untuk berqurban.
Kita ketahui bersama bahwa Qurban ini adalah ibadah yang selalu dikerjakan oleh nabi IbrahimAS. Yang mana ia selalu mengorbankan binatang ternak miliknya.
Pernah suatu ketika disebutkan bahwa Nabi Ibrahim berqurban seribu ekor kambing, tigaratus ekor sapi, dan seratus ekor unta. Lalu masyarakat di sekitarnya pun memujinya dan Ibrahim pun berkata “ ini belum seberapa, anak pun akan saya Qurbankan jikalau Allah perintahkan” karena pada saat itu nabi Ibrahim belum di karuniai anak.
Dan atas Izin atas Allah SWT, Nabi Ibrahim pun dikaruniai seorang anak laki-laki dari istri tercintanya siti Hajar. Lalu ia beri nama Isma’il.
Kehadiran Ismail disisinya sangat diidamkan oleh Nabi Ibrahim. sehingga ia pun lupa dengan ucapanya bahwa ia rela mengorbankan anaknya jikalau Allah perintahkan.
Lalu Allah SWT datanglah waktu yang di tunggu-tunggu itu. Allah swt pun menguji Nabi Ibrahim AS dengan menyuruh menyembelih anaknya Ismail yang saat itu sedang beranjak remaja.
Mulanya Nabi Ibrahim tidak percaya namun setelah mimpinya berulang-ulang ia pun yakin bahwa mimpinya itu benar-benar adalah wahyu dari Allah SWT. Lalu ia pun meminta persetujuan anak nya Isma’il bahwa ia bermimpi untuk menyembelih anaknya satu-satunya itu.
Di sana jiwa keshalehan seorang anak Isma’il pun diuji Oleh Allah SWT. untuk berbakti kepada Allah dalam kondisi apapun. Isma’il pun menurutinya.
Tatkala pisau tajam yang dipersiapkan Nabi Ibrahim telah menyentuh leher Ismail Allah pun mengganti Isma’il dengan seekor gibas yang sangat besar, dan Isma’il selamat dari proses penyembelihan itu.
Lalu apa hikamhnya dari proses penyembelihan itu?
Pertama : ketaatan; Artinya bahwa seorang yang beriman kepada Allah SWT selalu sami’na waa,to’na (dengar dan taat). Apa yang di perintahkan oleh Allah SWT walaupun perintah itu bertentangan dengan keadaan hati nuraninya.
Kedua : Berjiwa sosial untuk berbagi dengan sesama; Dengan syariat qurban ini melatih kita untuk peduli dengan saudara-saudara kita yang membutuhkan. Dengan ini akan melatih diri kita untuk peka dengan keadaan di sekitar kita.
Ketiga : menguji tingkat keimanan; dengan adanya perintah qurban ini akan mengetahui derajat ketakwaan kita serta keimanan kita kepada Allah SWT, dengan tidak ragu-ragu dalam melaksanakan perintah Allah SWT.
Oleh karena itu bahwasanya, Qurban itu adalah ibadah yang mempunyai nilai-nilai ketauhidan yang sangat kental, dimana Nabi Ibrahim AS rela mengorbankan anaknya satu-satunya yang amat dicintainya, ini mengajarkan kepada kita bahwasanya itu adalah tauhid yang sesungguhnya. Ketauhidan itu selalu mengedepankan perintah Allah daripada kesenangan dan hawa nafsu.
Beliau membebaskan dirinya dari penghambaan kepada materi menuju penghambaan kepada Allah SWT semata. jika seorang telah terbiasa melaksanakan ibadah qurban dan mengetahui makna sebenarnya maka hatinya akan merasa lebih tentram dan nikmat dalam menjalankanya. Mudahan kita semua di berikan kesempatan oleh Allah SWT untuk selalu menjalankan ibadah qurban dengan ikhlas semata-mata karena Allah SWT.
Waallahua’lam. []
Kirim OPINI Anda sebagai mahasiswa lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri.