SHALAT Dhuha diketahui sebagai salah satu ibadah pembuka pintu rezeki. Bahkan, Allah menyediakan pintu surga yang khusus bagi pengamal shalat dhuha. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah ra.
Nabi Muhammada shalallahu alaihi wa sallam (saw) bersabda, “Di dalam surga terdapat pintu yang bernama bab Al-Dhuha (pintu dhuha) dan pada hari kiamat nanti ada orang yang memanggil, ‘Di mana orang yang senantiasa mengerjakan shalat dhuha? ini pintumu! masuklah dengan kasih sayang (rahmat)’.” (HR Ath Thabrani dalam Al Mu’jam Al Ausath, juz V, hal 195).
BACA JUGA: Hukum Shalat Dhuha
Bagaimana caranya untuk meraih kabar gembira berupa panggilan untuk memasuki pintu surga seperti yang diriwayatkan dalam hadis tersebut? Tentu saja, jawabannya adalah dengan rutin mengerjakan shalat dhuha.
Bagaimana mengerjakannya? Berapa rakaatnya? terkait pelaksanaan, shalat dhuha tak berbeda dengan shalat sunnah pada umumnya. Hanya saja terkait jumlah rakaatnya, tidak ditentukan. Dalam hadis pun,Rasulullah saw melaksanakan shalat dhuha dengan jumlah rakaat yang berbeda-beda di setiap kesempatannya.
Namun, tentu saja ada batasan minimal rakaatnya, yakni 2 rakaat. Sedangkan jumlah maksimalnya, tidak ditentukan. Boleh 2 rakaat saja, boleh 4, 6, 8, 12, atau kelipatannya.
Anjuran shalat dhuha dua rakaat terdapat dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah ra. Dia berkata, “Kekasihku Rasulullah saw berpesan tiga hal kepadaku: puasa tiga hari setiap bulan (yaumul bidh), dua rakaat dhuha, dan agar aku melaksanakan shalat witir sebelum tidur.” (HR Muslim)
Sedangkan anjuran shalat dhuha empat rakaat diketahui lewat hadis yang diriwaytkan istri Nabi Muhammad saw, Aisyah ra. Ketika Aisyah menjawab pertanyaan Mu’adzah, dia berkata, “Rasulullah biasa melakukan shalat dhuha empat rakaat, dan Beliau menambahkannya menurut kemampuan, atas kehendak Allah.” (HR Muslim)
Tidak adanya batasan maksimal dalam shalat dhuha, itulah yang menjadikannya istimewa. Mengapa? Sebab, banyaknya rakaat yang dikerjakan bisa menghantarkan pengamalnya kepada tingkatan tertentu. Inilah ‘rahasia’ dibalik rakaat shalat dhuha itu.
Di balik bilangan rakaat shalat dhuha, ada tingkatan tertentu yang bisa diraih oleh pengamalnya. Bagaimana tingkatannya?
Beberapa hadis menerangkan hal ini. Salah satunya, hadis yang diriwayatkan Abu Darda. Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa mengerjakan shalat dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditetapkan termasuk orang-orang yang lengah. Barangsiapa mengerjakan empat rakaat, dia ditetapkan termasuk orang-orang ahli ibadah. Barangsiapa menegrjakan enam rakaat, maka akan diberikan kecukupan pada hari itu. Barangsiapa mengerjakan delapan rakaat, maka Allah menetapkannya termasuk orang-orang yang unduk patuh. Dan, barangsiapa mengerjakannya dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga. Dan, tidaklah satu hari dan tidak juga satu malam, melainkan Allah memiliki karunia yang dianugerahkan kepada hamba-hamba-Nya sebagai sedekah. dan tidaklah Allah memberikan karunia kepada seseorang yang lebih baik daripada mengilhaminya untuk selalu ingat kepada-Nya.” (HR Thabrani)
BACA JUGA: Waktu Terbaik Shalat Dhuha
Haidis lainnya yang berisi keterangan serupa adalah hadis yang dinukil dari Abu Dzar Al Ghifari kepada Abu Umranah dan di hadis lain kepada Abdullah bin Umar.
Jadi, tak ada batasan rakaat dalam shalat dhuha. Semakin banyak jumlah rakaatnya, keistimewaan yang diperolehnya pun semakin tinggi. []
Sumber: Penuntun Mengerjakan Shalat Dhuha/ Karya: Huriyah Huwaida/ Penerbit: Quntum Media/ Tahun 2017
Sumber: Shalat Subuh dan Shalat Dhuha/ Karya: Muhammad Khalid/ Penerbit: Mutiara Media/Tahun: 2009