WAS-WAS bisa menimpa siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. Ini juga menimpa saudara-saudara kita para pemuda yang beriltizam (berpegang teguh) dengan agamanya. Kenapa?
Sebab utamanya adalah, kuatnya pendorong untuk mencintai amal kebajikan disertai lemahnya perlawanan.
BACA JUGA: Apa Bedanya Mengigau, Was-was, dan Kerasukan?
Suatu ketika, pernah disebutkan kepada Ibnu Abbas atau Ibnu Mas’ud bahwa orang-orang Yahudi mengatakan, “Sesungguhnya kami tidak pernah digoda (oleh setan) dalam shalat kami, dan hati kami selalu hadits (khusyuk). Maka beliau menimpali, “Mereka benar, sebab apakah yang akan dilakukan oleh setan terhadap hati yang sudah hancur?”
Maksudnya adalah, bahwa hati orang-orang Yahudi adalah hati yang sudah hancur dan agama mereka adalah agama yang batil, sehingga setan tidak datang menggoda mereka. Setan tidak menginginkan yang lebih lagi daripada keyakinan yang telah mereka yakini tersebut.
Akan tetapi, setan akan mendatangi istana yang dibangun dan berpenghuni untuk menghancurkan dan merobohkannya. Dia akan datang ke hati seorang mukmin yang mempercayai (ajaran Islam) untuk membuatnya menjadi ragu-ragu. Dia pun akan mendatangi hati yang datang kepada Allah, kemudian menghalang-halanginya dari (jalan)-Nya.
BACA JUGA: Suka Was-was setelah Buang Air Kecil Khawatir Masih Tersisa, Bagaimana?
Oleh karena itu, hendaklah orang yang diuji dengan penyakit was-was itu merasa bergembira. Karena hal itu bisa mengindikasikan keimanannya yang kuat dan setan ingin melemahkan kekuatannya ini. Akan tetapi, ia harus menggunakan obat yang telah disebutkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kalau tidak, niscaya setan akan mampu menghancur-leburkannya. []
Sumber: Fatwa-Fatwa Mengobati Penyakit Was-Was/Karya: Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin/Penerbit: Pustaka at-Tibyan