Oleh: Lilik Yani
lilikyani23@gmail.com
TAK terasa kita sudah memasuki tahun baru hijriyah lagi. Yah, mungkin bagi kawula muda milenial kurang greget ya kalau hadapi tahun baru hijriyah. Beda kalau itu tahun baru masehi. Pasti sudah heboh dengan atribut untuk merayakan malam tahun baru. Padahal itu kebiasaan yang bukan ajaran Islam yang sebaiknya ditinggalkan.
Sahabat, beruntung kita berada di jalan Islam. Hingga masih mengenal tahun baru hijriyah. Di bulan Muharram, ada kisah yang sangat terkenal yang dialami Rasulullah SAW bersama para sahabatnya, ketika mendapat tekanan bangsa Quraisy.
BACA JUGA: Pernikahan di Bulan Safar dan Muharram Itu Terlarang?
Apalagi jika bukan Hijrah. Ya, hijrah.
Sahabat, Rasulullah SAW berdakwah di Mekah selama 13 tahun. Awalnya Beliau SAW dakwah sembunyi-sembunyi. Jadi yang ikut hanya keluarga dan sahabat beliau. Kemudian setelah cukup kuat pendukungnya, beliau berdakwah secara terbuka, kepada setiap orang, suku, kabilah yang Beliau temui.
Ternyata dakwah secara terbuka mulai banyak tantangannya, terutama dari bangsa Quraisy yang sangat menentang Rasulullah. Bahkan mereka melakukan penawaran dengan materi, jabatan, kedudukan, wanita atau apapun yang diinginkan Rasulullah akan dikabulkan, asalkan Rasulullah mau menghentikan dakwahnya.
Keimanan Rasulullah saw begitu tangguh, hingga iming-iming apapun tidak akan menggoyahkan imannya. Akhirnya Rasulullah SAW dan para sahabatnya diboikot, tidak bisa keluar dan interaksi dengan orang-orang di luar untuk memenuhi hajat hidupnya.
Sungguh begitu kejam orang-orang Quraisy. Umat muslim pengikut Rasul dianiaya, ditekan, diintimidasi, dan disiksa dengan sadis, tanpa ada belas kasihan sedikitpun sebagai sesama manusia ciptaan Allah.
Melihat kondisi yang memprihatinkan dan dakwah Islam tidak bisa berkembang lagi di Mekah. Maka Allah memerintahkan Rasulullah dan para pengikutnya untuk berhijrah ke Madinah.
Sahabat, apa yang dilakukan Rasulullah SAW sebelum hijrah? Beliau tidak serta merta langsung pindah begitu saja. Tapi harus memikirkan segala sesuatunya. Kondisi Madinah disiapkan dulu, baik tempat maupun orang-orangnya. Karena akan didatangi sekelompok umat muslim dari Mekah yang akan menjadi saudara seakidah.
Setelah kondisi siap, baru Rasul menyuruh para sahabat berangkat duluan. Rasulullah SAW adalah pemimpin yang peduli umatnya. Jadi tidak akan meninggalkan begitu saja, tanpa memperhatikan umatnya. Beda dengan pemimpin zaman sekarang ya?
Sahabat, setelah dipastikan tidak ada umat muslim yang tertinggal, baru Beliau berangkat hijrah ke Madinah. Subhanallah, beliau disambut dengan penuh semangat boleh penduduk Madinah. Mereka siap dipimpin oleh Rasulullah SAW dan siap untuk mendukung perjuangan Islam.
Demikian cerita singkat tentang hijrah Rasulullah. Penduduk Madinah siap mendukung dan membantu perjuangan Rasul. Mereka siap melanjutkan perjuangan dakwah Islam. Bagaimana dengan kita? Peran apa yang akan kita ambil untuk memajukan dakwah Islam?
Wahai sahabat muslimku, coba kita muhasabah diri. Di awal tahun baru hijriah ini, di bulan Muharram yang dikenal dengan bulan hijrah. Apa yang akan kita sumbangkan untuk menolong agama Allah?
Dulu Islam berjaya. Wilayahnya mencapai dua pertiga dunia. Semua umatnya sejahtera. Biaya Sekolah gratis. Biaya kesehatan juga gratis. Sementara sekarang? Ketika syariat Islam diabaikan, kondisi umat muslim semakin terpuruk. Biaya hidup semuanya mahal termasuk biaya pendidikan dan kesehatan yang menjadi kebutuhan umum.
BACA JUGA: Hijrah Cinta
Sahabat, mari kita bangkit. Ambil peran sesuai potensi masing-masing. Kita kerahkan segala potensi yang kita miliki untuk membangkitkan umat Islam. Kita kenalkan kembali ajaran Islam yang mulia. Kita sampaikan kembali syariat Islam yang sempurna.
Mari kita jadikan momentum tahun baru hijriah ini sebagai titik tolak kebangkitan Islam. Agar Islam kembali berjaya dan memimpin dunia. Dan jadikan diri kita sebagai bagian pedakwah yang memperjuangkannya. Bagaimana, sudah siap berjuang? []
RENUNGAN adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim tulisan Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari RENUNGAN di luar tanggung jawab redaksi Islampos.