Oleh: Budi Priadi
budipriadicom@gmail.com
VIRUS Corona menjadi bahasan yang hangat diperbincangkan. Rasa takut berhasil masuk ke dalam jiwaku. Meski sungguh, aku masih ragu untuk menjawab ketika nuraniku bertanya tentang apa yang sesungguhnya sedang aku takutkan; virus corona? Atau justru kematian?
Wahai jiwaku yang hanya pada-Nya kamu kembali. Bukankah ada atau tidaknya virus corona, kematian akan tetap menghampiri di waktu yang telah Allah tetapkanmu?
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (Q.S. Al A’raf: 34)
Wahai jiwaku yang sungguh pada surga harapanmu berlabuh. Bukankah tidak ada ragumu pada apa yang telah Dia firmankan?
Wahai jiwaku, Islam adalah agama dengan tuntunan yang begitu kompleks. Tidak hanya menuntun tentang bagaimana caranya sujud kepada Sang Pencipta, tapi juga mengajarkan pada kebaikan-kebaikan lain yang bahkan pada hal sederhan.
Jauh sebelum corona Allah ciptakan, telah datang Muhammad SAW. kekasih Allah yang hidupnya menjadi teladan hingga akhir zaman. Panutan dalam setiap jejak kehidupan. Bersamanya di surga adalah sebuah kerinduan. Wahai jiwaku, apakah engkau lupa pada sunnah dalam keseharian yang kemudian menjadi adab dalam kehidupan?
“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersin, beliau menutup wajahnya dengan tangan atau kainnya sambil merendahkan suaranya.” (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi, dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 4755).
Sungguh, pada dirinya (Muhammad) tersimpan begitu banyak teladan dan pelajaran kebaikan untuk kehidupan.
Ya, teladan ummat telah mengajarkan jauh sebelum corona Allah hadirkan sebagai ujian. Rasulullah SAW. Telah memberi contoh kebaikan bagaimana ketika bersin hendaknya menutup wajah atau mulut seraya memuji Allah dengan kalimat “Alhamdulillah.”
Tidak di situ saja, pada hal lain dia (Muhammad) telah mengajarkan kebaikan pada ummat manusia. Dari Abi Malik Al-Asy’ari, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Kesucian itu sebagian dari iman, Alhamdulillah memberatkan timbangan, Subhanallah walhamdulillah memenuhi ruang antara langit dan bumi, salat itu cahaya, sedekah itu bukti nyata, sabar itu pelita, Al-Qur’an itu hujjah (yang membela atau menghujat). Setiap manusia bekerja sampai ada yang menjual dirinya, hingga ia jadi merdeka atau jadi celaka.” (HR. Muslim)
Wahai jiwaku, bukankah ketika bersuci ada kebersihan pada dirimu? Tidak kah ini menjadi salah satu ikhtiar menjaga kesehatan hidupmu?
Ada atau tidak corona, sunnah harus dijaga, kesucian selalu dipelihara. Jika selama ini lalai menerapkannya, mulailah segera sebagai ikhtiar menjaga kesehatan raga dan ketawqwaan jiwa.
Wallahu a’lam bish-shawabi. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word