Oleh : Yuditha Anggraeni
SEWAKTU Iblis diminta menyembah Nabi Adam as, banyak alasan yang ia kemukakan kepada Allah SWT.
“Kan adam itu diciptakan dari tanah, sedangkan aku dari api.”
“Adam itu baru Engkau ciptakan, aku dari dulu.”
Sementara itu sewaktu kita melihat orang bisa sukses, kaya dan terkenal, kita pasti banyak membuat alasan:
BACA JUGA:Â Nasihat Iblis kepada Nabi Yahya
“Dia itu memang pintar, saya enggak.”
“Dia kan turunan kaya, sedangkan saya bukan.”
“Dia kan pekerja keras, sedangkan saya tidak bisa.”
Perhatikan kalimatnya, hampir sama kan?
Memang dalam tulisan berbeda, tapi kesamaan dalam konteksnya yaitu sama-sama kufur nikmat.
Makanya jika sering berkata,
“Aduh, saya itu orangnya gaptek.”
“Aduh, kayanya susah deh.”
“Aduh, saya tidak bisa.”
BACA JUGA:Â 10 Golongan Manusia yang Bersama Iblis di Neraka
Ternyata kalau kita fokus pada kelebihan pasti ada jalan keluarnya. Makanya ada orang lain, yang bisa kita mintakan bantuan. Makanya ada orang lain, yang harus kita bantu, Karena kita makhluk Allah SWT (bahkan Iblis sekalipun). Kalau makhluk Allah, harus saling membantu dalam kebaikan, kesabaran dan kasih sayang.
Kalau tidak baik, tidak mau membantu orang, tidak sabar, tidak punya niat bantu dalam kasih sayang berarti bisa jadi ikutan sifatnya setan.
Nah, jika masih banyak alasan, mau jadi temannya mereka? []