SETIAP orang pasti adakalnya meninggalkan rumah, bahkan mungkin hampir setiap hari kita meninggalkan rumah, baik untuk bekerja ataupun belajar mencari ilmu. Dengan makin mudahnya sarana dan alat transportasi saat ini bukanlah berarti kita melalaikan adab-adab yang ada, apalagi sesuai Al-Qura’an dan hadits.
Memang saat ini siapapun bisa menempuh perjalanan terjauh di dunia hanya dengan hitungan hari atau jam. Namun demikian, seiring dengan kemudahan yang dikaruniakan Allah swt kepada kita, tidaklah lantas membuat kita mengabaikan adab-adab safar (bepergian) yang telah dituntunkan syariat.
BACA JUGA: Adab Melamar dalam Islam (Habis)
Lalu bagaimanakah adab ketika bersafar?
1. Disunnahkan berpamitan lebih dulu bagi orang yang hendak pergi.
Disunnahkan untuk berpamitan kepada keluarga, kerabat dan saudara-saudaranya. Berkata Ibnu Abdil Barr –rahimahullah-: “Jika salah seorang dari kalian keluar bersafar maka hendaklah ia berpamitan kepada saudaranya, karena Allah swt menjadikan pada doa mereka barakah.”
Berkata Asy-Sya`bi –rahimahullah-: “Sunnahnya jika seseorang datang dari safar untuk mengunjungi saudaranya dan menyalaminya, kemudian jika ia hendak bersafar adalah mendatangi mereka dan berpamitan serta mengharapkan doa mereka.”
2. Dibencinya safar sendirian & dilarang bagi wanita safar tanpa ada mahram
Ini tentang perjalanan jauh atau bepergian dimalam hari. Keharusan wanita safar disertai mahram malah dianggap mengekang kebebasan wanita. Padahal jika kita mau menyadari, aturan ini justru hendak menjaga serta melindungi kehormatan wanita. Lebih-lebih di masa sekarang.
Artinya : Dari Abu Hurairah ra.,ia berkata: Rasululloh SAW.,bersabda: “Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Alloh dan hari akhir untuk bepergian yang memakan waktu sehari semalam kecuali bersama mahramnya.”(mutafaqun’alaih).
Artinya : Dari Ibnu Abbas ra.,bahwasannya ia mendengar Rasulullah SAW. bersabda : “Janganlah sekali-kali seorang pria melepas seorang wanita kecuali dengan mahramnya.” Ada seorang pria bertanya: “Wahai Rasululloh, sesungguhnya istriku pergi untuk berhaji, aku telah tercatat untuk mengikuti perang ini dan itu.” Beliau bersabda : “Pergilah kamu dan berhajilah bersama istrimu.” (mutafaqun ‘alaih).
3. Berdoa ketika bersafar
Ibnu Umar ra meriwayatkan, bahwa Rasulullah saw jika telah di atas unta untuk pergi safar, beliau bertakbir sebanyak 3x. kemudian berdoa:
“Maha Suci Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnyalah kepada Rabb kami, kami akan kembali,” ( QS. Az-Zukhruf: 13-14).
Ya Allah, sungguh kami memohon kepada Engkau dalam safar ini kebaikan dan ketaqwaan, dan amalan-amalan yang Engkau ridhai. Ya Allah, berilah kemudahan bagi kami dalam safar kami ini, dekatkanlah jaraknya bagi kami sesudahnya. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesulitan dalam safarku dan pemandangan yang menyedihkan, dan dari kembalian yang buruk pada harta dan keluargaku”
BACA JUGA: Ayah Bunda, Ajarkan Adab Ketika di Kamar Kecil pada Anak
Dan apabila beliau kembali dari safar beliau mengucapkan kembali doa tersebut dan menambahkannya dengan ucapan:
“ Sebagai orang-orang yang kembali, bertaubat dan beribadah, lalu kepada Rabb kami, kami memuji”.
[sumber: islamwikia]