DALAM Islam, ternyata, bukan hanya murid terhadap guru, pun sebaliknya, guru terhadap murid pun, haruslah mempunyai budi pekerti, atau adab. Adab guru terhadap murid, sama pentingnya dengan adab murid kepada guru.
Budi pekerti luhur atau Al-Akhlaq Al-Karimah dalam perspketif islam adalah salat satu misi pokok Nabi Muhammad SAW. Rasulullah ditugaskan Allah memperbaiki atau menyempurnakan akhlak mulia atau budi pekerti luhur.
Budi pekerti adalah kesadaran perbuatan atau perilaku seseorang. Dari segi etimologi kata, Istilah budi pekerti adaah gabungan dari 2 kata yaitu budi dan pekerti.
Arti kata budi sendiri adalah sadar,nalar,pikiran,watak. Sedangkan arti kata pekerti adalah perilaku, perbuatan, perangai, tabiat, watak, yang jika disimpulkan bahwa budi pekerti yaitu sesuatu yang berkaitan dengan karakter manusia baik dalam sifat maupun perbuatan, yang dilakukan dengan kesadaran.
Penerapan budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari memberi pengaruh positif bagi lingkungan. Jika setiap individu menunjukkan perilaku baik maka di mata orang lain juga akan menilai orang tersebut sebagai orang yang baik, begitupun sebaliknya.
Perilaku yang baik ini ditunjukan dengan kebiasaan yang sederhana, misalnya dengan bersikap sopan, membiasakan diri dengan senyum dan sapa atau sering menggunakan kata tolong, maaf dan terima kasih.
Pendidikan budi pekerti dilakukan sejak dini sangatlah penting, karena budi pekerti merupakan perilaku seseorang sehingga harus dididik dan ditanamkan dengan nilai-nilai budi pekerti yang luhur.
BACA JUGA : Kesaksian Anas bin Malik Atas Budi Pekerti Nabi
Pendidikan budi pekerti ini sendiri memiliki beberapa tujuan, diantaranya adalah berusaha mencegah kejadian-kejadian yang sifatnya negatif, berusaha menanamkan sejak dini nilai-bilai norma dan luhur yang mulai berkurang dan juga untyuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat lewat pemahaman Pendidikan budi pekerti.
Salah satu Riwayat yang memberikan anjuran untuk mempunyai budi pekerti yang luhur ialah Hadist Riwayat Ahmad :
اَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا اَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
Artinya: ‘’Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah orang yang paling baik budi pekertinya (H.R. Ahmad).
Berdasarkan hadist diatas, ketika kita mengaku ingin meningkatkan dan menyempurnakan iman kepada Allah dan pada rukun-rukun iman yang lain maka hendaknya kitab isa terus menyempurnakan budi pekerti kita, seperti budi pekerti yang dimiliki oleh Rasulullah SAW.
Begitu juga dengan seorang guru ketika mengajar kepada muridnya harus memiliki budi pekerti.
Inilah empat macam adab guru terhadap muridnya :
1. Adab Guru terhadap Murid: Hendaknya mengajar dan mendidik dengan berharap ridho Allah
Ketika mengajar harus mempunyai maksud dan tujuan yang baik yaitu dengan mengharapkan ridho dari Allah SWT.
Serta mempertahankan kebenaran dan keadilan dalam melestarikan kebaikan umat dengan memperbanyak para ilmuan, dan mengharapkan pahala dari orang yang menyelesaikan belajarnya dan mengharapkan barokahnya do’a mereka kepadanya.
Sesungguhnya mengajarkan ilmu itu termasuk perkara yang penting didalam agama dan derajat yang tinggi bagi orang-orang mukmin.
2. Adab Guru terhadap Murid: Hendaknya seorang guru tidak mencegah untuk mengajar muridnya karena tidak ikhlasnya niat murid itu.
Sesungguhnya bagusnya niat yang di harapkan dengan barokah ilmu. Sebagian Ulama salaf berkata : ‘’Kami menuntut ilmu karena selain Allah, maka ilmu itu menolak kecuali karena Allah’’.
Bahwasanya ilmu dapat diperoleh dengan niat karena Allah. Karena apabila niat yang ikhlas disyaratkan ketika mengajar para pemua, yang mana mereka sulit untuk ikhlas, maka hal itu akan menyebabkan hilangnya ilmu dari kebanyakan manusia.
Akan tetapi seorang guru mengajarkan kepada para pemula dengan niat yang baik-baik secara pelan-pelan, baik ucapan atau perbuatan, dan memberi tahu kepadanya, bahwa sesungguhnya dengan bagusnya niat dia akan memperoleh derajat yang tinggi dari ilmu dan amal.
Dan memperoleh anugerah yang baik, dan memperoleh berbagai macam hikmah dan terangnya hati dan lapangnya dada, dan mendapat kebaikan, dan bagusnya keadaan dan lurusnya ucapan, dan tingginya derajat di hari kiamat.
3. Adab Guru terhadap Murid: Hendaknya menyukai mencari sesuatu (ilmu) sebagaimana yang telah tercantum dalam Hadist dan membenci sesuatu terhadapnya sebagaimana hadist membencinya.
Seorang guru wajib bersungguh-sungguh dalam pencarian (ilmu) untuk menggauli para santri sebagaimana dia menggauli sesuatu pada anak-anaknya yang mulya dengan kasih sayang, berbuat baik, sabar atas keras kepala atas kurangnya sesuatu yang menimpanya dan tidak menjauhi/menyendiri dari pergaulan manusia.
Apabila cara mengetahui kecerdasan mereka dengan isyarat saja maka tidak ada kebutuhan/gunanya dengan cara ibarat (mencontohkan) dan apabila belum paham juga kecuali dengan terangnya ibarat maka didatangkan cara itu tidak apa-apa.
BACA JUGA : Mengapa Akhlak Sangat Penting dalam Islam?
4. Adab Guru terhadap Murid: Hendaknya mempermudah para santri menyampaikan materi dengan semudah mungkin dalam pengajarannya.
Seorang guru wajib menyampaikan dengan tutur kata yang lembut dalam memberi kepahaman, apalagi santri itu keluarga sendiri. Tidak boleh menyimpan (menyembunyikan) bila ditanya sesuatu karena itu adalah bagian dari dirinya, karena terkadang hal-hal tersebut membingungkan dan membuat bimbang hati, dan berpaling nya hati dan menyebabkan kegelisahan/kegusaran.
Imam bukhori sungguh-sungguh telah mengatakan dalam kitab ‘Ar-Robbani’ ‘’Bahwasannya beliau dalam hal mendidik manusia dengan semudah-mudahnya (kecilnya) ilmu sebelum mengajarkan kepada mereka yang (besar) yang sulit. []
SUMBER : EBOOK ‘’Adabul Alim Wal muta’alim’’