Oleh: Khairul Amal El Hifzi
MASJID adalah tempat yang sangat penting dan suci karena masjid merupakan tempat melaksanakan segala ibadah bagi kaum muslimin. Salah satu ibadah yang paling banyak dilaksanakan di masjid adalah sholat. Selain masjid digunakan untuk melaksanakan shalat, masjid juga merupakan tempat dilaksanakannya pengajian-pengajian dan segala amalan-amalan yang murni berorientasi kepentingan kehidupan akhirat.
Sebab masjid adalah tempat ibadah, maka hal-hal yang berorientasi duniawi seperti jual-beli dianggap tak pantas dilakukan di dalam masjid. Terlebih yang dianggap haram menurut Islam seperti pertengkaran maupun ceramah dengan tujuan mengadudomba antara umat Islam.
BACA JUGA: Perhatikan 9 Adab Bertamu Ini
Terkait keberadaan masjid dan memulai ibadah shalat di masjid, Islam memberi tuntunan apa yang sebaiknya dilakukan dan adab-adab tatkala memasuki masjid dan memulai melaksanakan shalat. Tuntunan ini disampaikan dalam al-Qur’an dan hadits, dan kemudian dirangkum dan dituliskan oleh para ulama’ salah satunya adalah Imam al-Ghazali dalam kitab beliau berjudul Minhajul ‘Arifin. Berikut keterangan al-Ghazali tentang adab masuk masjid:
1 Suci dari hadas dan niat yang ikhlas
Al-Ghazali berkata:
فإذا بلغت باب المسجد فاعلم أنك قصدت بيت ملك عظيم قدره لا يقبل إلا الطاهر ولا يصعد إليه إلا الخالص
ففكر في نفسك من أنت و لمن أنت و أين أنت و من أي ديوان يخرج أسمك ؟ فإذا استصلحت نفسك لخدمته فادخل فلك الإذن و الأمان , و إلا فقف وقوف مضطر قد انقطعت عنه الحيل و انسدت عنه السبل
“Ketika engkau telah sampai ke pintu masjid, maka ketahuilah bahwa engkau bermaksud mendatangi rumah penguasa yang maha besar kekuasaan-Nya. Dia tidak menerima kecuali orang yang suci dan amalan tidak diterima kepadanya kecuali yang ikhlas. Pikirkanlah dirimu sendiri, siapakah engkau? Engkau milik siapa? Di mana engkau berada? Dan dari buku catatan mana (kebaikan atau dosa) namamu keluar. Ketika engkau telah memperbaiki dirimu sendiri untuk melayani-Nya, maka masuklah karena engkau telah mendapatkan izin dan keamanan. Jika belum memperbaiki diri, maka diamlah seperti diamnya orang yang cemas karena hilangnya kekuatan pada dirinya dan tertutupnya segenap jalan baginya.”
Melalui keterangan yang di sampaikan al-Ghazali kita diperkenalkan tentang adab memasuki masjid diantaranya yaitu kita harus suci dari hadas karena masjid merupakan tempat yang suci yang harus terjaga kesucian dan kebersihannya dari hal-hal yang najis dan kotor. Kemudian kita harus mengikhlaskan niat kita tatkala masuk masjid karena amalan yang diterima adalah amalan yang dilakukan dengan ikhlas karena Allah. Dan kita dianjurkan untuk bermuhasabah diri, mengingat bahwa kita ini adalah hamba Allah, segala perbuatan yang telah kita lakukan di dunia ini dicatat dan akan ada pertanggung jawabannya di akhirat kelak. Dan juga dianjurkan bagi kita untuk memperbaiki diri dari segala perbuatan-perbuatan dosa yang telah kita lakukan.
2 Berserah diri dan meninggalkan urusan duniawi
Al-Ghazali berkata:
فإذا علم الله من قلبك الالتجاء إليه أذن لك فتكون أنت بلا أنت , و الله يرحم عبده و يكرم ضيفه و يعطي سائله و يبر المعرض عنه فكيف المقبل إليه .
“Ketika Allah mengetahui dari hatimu adanya kepasrahan kepada-Nya, maka berarti Allah telah mengizinkanmu. Jadilah engkau tanpa dirimu dan Allah mengasihi hamba-Nya, memuliakan tamu-Nya, memberi orang yang meminta kepada-Nya dan berbuat baik kepada orang yang berpaling dari-Nya apalagi kepada orang yang menghadap kepada-Nya.”
Keterangan selanjutnya mengenai adab memasuki masjid yang disampaikan al-Ghazali dalam kitabnya yang berjudul Minhajul ‘Arifin bahwasannya kita sebagai hamba Allah harus berserah diri dan meninggalkan urusan duniawi tatkala memasuki masjid. Setiap orang memiliki urusan duniawinya masing-masing seperti urusan keluarga, pekerjaan, harta dll. Akan tetapi tatkala kita hendak masuk masjid kita harus mengetahui bahwasannya kita akan menghadap Allah yang maha kuasa. Maka hendaklah kita meninggalkan dan melupakan sejenak segala urusan-urusan tersebut dengan berserah diri sepenuhnya dan fokus kepada Allah.
3 Mendahulukan kaki kanan dan mengucapkan doa
Sebagai tambahan dalam kitabnya yang lain berjudul Bidayatul Hidayah al-Ghazali berkata:
“Ketika kamu masuk masjid, dahulukan kaki kanan. Lalu berdoalah:
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ؛ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِي ذُنُوْبِي وَافْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ.
“Ya Allah, berilah rahmat dan salam pada Nabi Muhammad beserta keluarga dan sahabat-sahabat-Nya. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan bukalah pintu-pintu rahmat-Mu untukku.”
Berdasarkan keterangan dari al-Ghazali tersebut di antara adab ketika memasuki masjid adalah mendahulukan kaki kanan. Hal ini juga berlaku saat kita memasuki tempat-tempat mulia seperti majelis ilmu dan pesantren. Kemudian juga diantara adab masuk masjid kita dianjurkan membaca doa masuk masjid agar diampuni dosa-dosa dan dibukakan pintu rahmatNya kepada kita. []