AL-BISYAROH adalah sesuatu yang dapat melegakan hati seseorang, berupa urusan yang bisa menggembirakan. Secra mutlak Al-Bisyaroh bermakna kabar gembira dengan kebaikan, dan terkadang secara bahasa Al-Bisyaroh digunakan secara terbatas pada hal yang berhubungan dengan kejelekan sebagaimana firman Allah SWT. yang artinya:
“Maka gembirakanlah bahwa meraka akan menerima siksa yang pedih.”
Apabila seseorang mendapatkan sesuatu yang menggembirakan maka disunnahkan mengucapkan selamat dengan apa yang membuatnya gembira baik kebaikan dalam urusan agama atau dunia, bahkan para Malaikat telah memberi kabar gembira kepada Ibrahim as. dengan anak yang penyantun dan juga pintar.
BACA JUGA: Sunnah Rasul; Adab Memotong Kuku
Termasuk sunnah menceritakan berita kebaikan yang dapat melegakan dan menggembirakan. Di antara waktu yang pantas untuk membangkitkan kegembiraan adalah pada waktu sakit, sebagaimana Rasulullah SAW. memberi kabar kepada Umu Ala ra. beliau berkata: “Nabi SAW. menjengukku dikala aku sakit maka Rasulullah SAW bersabda: Gembiralah! Umu Ala’ bahwasanya sakitnya seorang muslim sebagai penghapus kesalahan seperti halnya api menghilangkan kotoran emas dan perak”.
Diantara orang-orang yang juga diberi kabar gembira adalah para pelajar sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ad-Darimi rahimahullah dari Asim bin zurrin bin Hubais berkata kepadaku Sofwan bin Asal Al Muradi sedangkan aku hendak bertanya kepadanya tentang mengusap dua sepatu kemudian ia bertanya: Apa yang membuatmu datang kepadaku? Aku menjawab ingin mendapatkan ilmu, kemudian ia berkata: Bolehkah aku memberi kabar gembira untukmu?”. Aku menjawab: “Tentu”, kemudian ia berkata: Nabi Muhammad SAW bersabda: “Bahwasannya malaikat meletakkan sayapnya bagi pencari ilmu pertanda ridlo terhadap apa yang ia cari”.
Dari pemberitaan kabar baik juga adalah memberi kabar gembira dengan kemenangan sebagaimana terdapat dalam sunnah, oleh karena itulah Imam Bukhari rahimahullah menulis satu bab dalam kitabnya, Kitabul Jihad Was Siyar/ kitab jihad dan sirah, bab yang memberi kabar gembira dengan kemenangan.
Di antara moment yang baik untuk memberi kabar gembira adalah pada seseorang yang akan meninggal dunia, sebagaimana saat Umar ra. ditikam maka datanglah kepadanya seorang pemuda dari Ansor kemudian ia berkata: “Bergembiralah wahai Amirul mu’minin dengan kabar gembira dari Allah untukmu, engkau telah berbuat bagi Islam ini sebagaimana yang telah engkau ketahui.”
Begitu juga memberi kabar gembira dengan kematian orang jahat, sebagaimana kisah seorang sahabat yang telah membunuh Abu Rafi’, sebab ia menghina Nabi Muhammad SAW, setelah dia berhasil membunuhnya, maka dia memberi kabar gembira kepada Nabi tentang kematiannya.
Disunnahkan juga bagi orang yang menerima berita gembira memberikan sesuatu bagi orang yang membawa berita gembira tersebut, sebagaimana kisah Ka’ab bin Malik ra.bahwasannya ia telah memerdekakan hamba sahayanya Al Abbas, tatkala Hajjaj bin Allat mengabarkannya dari Rasulullah SAW. tentang sesuatu yang membuatnya bergembira.
BACA JUGA: Kiprah Muslimah dalam Peradaban, Ini Buktinya
Perkataan sebagian orang (Datanglah dengan membawa kabar gembira) terdapat suatu pendapat dari ulama maka dia harus beritakan kepadanya kabar gembira.
Sebuah berita gembira (yang disampaikan) baik dalam urusan agama atau dunia, akan mendatangkan pahala bagi orang yang membawa berita gembira tersebut, sebagaimana kisah Umar ra. tatkala dia mengutus anaknya kepada Aisyah ra. untuk meminta izin supaya dikuburkan bersama dua temannya, maka tatkala Abdullah RA menemuinya Umar ra. bertanya: “Apa yang engkau bawa?” Dia menjawab: “Aku membawa apa yang engkau inginkan wahai amirul mu’minin, dia (Aisyah) mengizinkanmu, kemudian Umar berkata: Segala puji bagi Allah tidak ada urusan yang lebih penting bagiku selain ini.
Termasuk moment yang tepat untuk mengucapkan kegembiraan adalah saat seseorang datang meminta sesuatu dan ia mampu melaksanakannya, dianjurkan berkata: “Bergembiralah, Hal ini sebagaimana terdapat di dalam sunnah tatkala orang-orang mendengar bahwasannya Abu Ubaidah ra.datang dari Bahrain dengan membawa harta benda maka para shahabat berdatangan untuk melaksanakan shalat fajar bersama ,laluRasulullah SAW. bersabda: Aku mengira bahwasanya kalian mendengar Abu Ubaidah datang dari Bahrain dengan membawa sesuatu, mereka menjawab: Benar, ya Rasulallah, kemudian beliau bersabda: bergembiralah dan berangan-anganlah.
Di antara adab syara’ dalam memberikan kabar gembira adalah bilamana seseorang menerima berita yang membuatnya gembira maka dia bersujud syukur kepada Allah SWT. pertanda terima kasih kepada -Nya hal ini sebagaimana datang dari Nabi Muhammad SAW Bilamana datang kepada beliau suatu urusan yang menggembirakan atau menerima berita gembira maka beliau bersujud syukur sebagai tanda terima kasih kepada Allah SWT.
Apabila datang kepada seorang perempuan lelaki shaleh yang akan melamarnya, maka dikatakan kepadanya: Bergembiralah!. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Abu Daud dari Zainab dan haditsnya shahih, yaitu tatkala dia selesai dari masa iddahnya maka Rasulullah mengutus Zaid untuk mengatakan keinginan beliau kepadanya, Zaid berkata: “Aku pergi menemuinya dan berkata: Wahai Zainab bergembiralah bahwasannya Rasulullah SAW mengutusku kepadamu dan beliau menyebutmu (melamarmu). [ns/islampos/berbagaisumber]