IBNU Mubarak rahimahullah yang pernah meminjam sebuah pena saat rihlahnya di negeri Syam. Qadarullah pena tersebut terbawa hingga ia kembali ke kampung halamannya di kota Merv (Marwa) yang ada di Khurasan.
Ibnu Mubarak baru sadar ketika ia memeriksa bawaannya, yang ternyata pena pinjaman tersebut tidak sengaja ia bawa bersamanya. Dan apa yang kemudian dilakukan ulama yang dikenal sebagai abid dan zahid atas sebuah pena tersebut. Ia memutuskan kembali melakukan perjalanan ke Syam untuk mengembalikan pena tersebut.
BACA JUGA: 2 Adab Islam Sebelum Melakukan Perjalanan
Mari renungi, hanya karena sebuah pena bulu angsa yang pasti harganya tidak seberapa, tapi Abdullah bin Mubarak rela melakukan perjalanan nyaris 2.900 km untuk kembali ke Syam guna mengembalikan sebuah pena yang dipinjamnya.
Maka hal tersebut ia lakukan tidak lain karena sikap wara’-nya dan perhatiannya terhadap pinjaman. Tentang hutang. Yang harus segera dikembalikan tanpa ditunda-tunda (Tarikh al-Baghdad, Imam adz-Dzahabi, 10/160)
BACA JUGA: Begini Adab saat Membaca Al Qur’an
Sungguh tidak terhormat dan berdosa sekali bagi mereka yang memiliki hutang, dan juga memiliki kemampuan untuk segera bayar hutang, tapi justru ia menunda-nunda. Padahal boleh jadi si pemilik piutang itu adalah tetangga sendiri, teman, atau orang-orang yang berdekatan, yang hanya berjarak selemparan batu. Tapi ia menunda-nunda hak tersebut untuk ditunaikan. Wallahu a’lam []
SUMBER: DAKWAH.ID