PADA pertengahan bulan Sya’ban, sebagian umat Islam memperingati malam nisfu Sya’ban. Pada malam itu, biasanya mereka membaca Yaasin dan shalawat.
Lantas, adakah doa khusus yang diucapkan ketika malam nisfu Sya’ban?
Pendiri Rumah Fiqih Indonesia, Ustadz Ahmad Sarwat, mengatakan bahwa anjuran berkumpul di malam nisfu Sya’ban memang ada. Akan tetapi para ulama umumnya menilai hadits tentang hal tersebut dhaif.
Adapun hadits yang dimaksud adalah hadis yang diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib secara marfu’ bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Bila datang malam nisfu Sya’ban, maka bangunlah pada malamnya dan berpuasalah siangnya. Sesungguhnya Allah turun pada malam itu sejak terbenamnya matahari ke langit dunia dan berkata, “Adakah orang yang minta ampun, Aku akan mengampuninya. Adakah yang minta rizki, Aku akan memberinya rizki. Adakah orang sakit, maka Aku akan menyembuhkannya sampai terbit fajar,” (HR Ibnu Majah dengan sanad yang dhaif).
BACA JUGA: Sya’ban, Ayyamul Bidh Bertepatan dengan Nisfu, Ini Keistimewaannya
Sementara itu, ritual yang dilakukan oleh umat Islam selama ini seperti berkumpul untuk berdzikir dan berdoa khusus pada malam nisfu Sya’ban di masjid-masjid, belum ditemui saat zaman Rasulullah maupun zaman sahabatnya. Ritual ini baru ditemukan pada zaman Tabi’in, yakni zaman satu lapis generasi setelah generasi para sahabat.
Shaikh al-Qasthalani menjelaskan dalam kitabnya Al-Mawahib Alladunniyah jilid 2 halaman 59, para tabiin di negeri Syam seperti Khalid bin Mi’dan dan Makhlul telah berjuhud atau mengkhususkan ibadah pada malam nisfu Sya’ban. Oleh karena itu, orang-orang mencontoh mereka.
Sementara itu, dikutip situs NU Online, Rabu (24/3/2021), pada malam nisfu Sya’ban umat Islam membaca surat Yaasin sebanyak tiga kali di sela-sela doa.
Sayyid Utsman bin Yahya menyebutkan doa yang dibaca saat malam nisfu Sya’ban tercantum dalam Kitab Maslakul Akyar karya Mufti Betawi Sayyid Utsman bin Yahya.
BACA JUGA: Apakah Nabi Merayakan Nisfu Sya’ban?
Berikut doa tersebut:
اللَهُمَّ يَا ذَا المَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ.
اللَهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللَّهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِي، وَاكْتُبْنِي عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الحَقُّ فِي كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ “يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ” وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ
Allahumma ya dzal manni wa la yumannu ‘alaik, ya dzal jalali wal ikram, ya dzat thawli wal in‘am, la ilaha illa anta zhahral lajin wa jaral mustajirin wa ma’manal kha’ifin. Allahumma in kunta katabtani ‘indaka fi ummil kitabi syaqiyyan aw mahruman aw muqtarran ‘alayya fir rizqi, famhullahumma fi ummil kitabi syaqawati wa hirmani waqtitara rizqi, waktubni ‘indaka sa‘idan marzuqan muwaffaqan lil khairat. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fi kitabikal munzal ‘ala lisani nabiyyikal mursal, “yamhullahu ma yasya’u wa yutsbitu, wa ‘indahu ummul kitab” wa shallallahu ‘ala sayyidina muhammad wa ala alihi wa shahbihi wa sallama, walhamdu lillahi rabbil ‘alamin.
“Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT.” []
SUMBER: RUMAH FIQIH | NU ONLINE