Oleh: Itaa Azzahra
ithapity4@gmail.com
DEWASA ini banyak yang mengejar kesuksesan, bahkan jika ada yang ditanya, ‘Apa yang diharapkannya di masa depan?’ Maka hampir semua menjawab, sukses. Tapi yang menjadi permasalahan adalah parameter sukses itu sendiri, sebab belum ada kesepakatan resmi yang menyatakan bahwa seseorang dikatakan sukses jika begini dan begitu. Maka jadilah kita menciptakan definisi sendiri, atau bahkan menggunakan kacamata orang lain sebagai ukuran.
Ada yang mengatakan, sukses adalah ketika kita mampu mewujudkan mimpi, tapi apakah lantas kita menjadi tidak menginginkan apa-apa lagi? Mustahil, selama kita masih hidup dan berada di dunia ini, maka akan selalu ada impian-impian baru yang ingin diwujudkan, karena jika kita telah mencapai satu tujuan, akan muncul tujuan-tujuan lain yang mengikuti. Tidak hanya berlaku bagi yang masih muda, mereka yang lanjut usia pun masih memiliki impian dan harapan, entah untuk dirinya atau keluarganya. Ini menunjukkan bahwa sukses tidak semata tentang perwujudan mimpi yang dirancang di dunia.
Melihat fakta di atas, saat menanyakan dimana letak kesuksesan harusnya tidak lagi melihat berapa banyak uang dan harta yang terkumpulkan, sebab itu tidak akan pernah cukup untuk mengukur sebuah kata sukses. Tidak pula berpatokan pada jabatan, sebab kita tidak akan pernah terpuaskan. Terlebih jika sukses hanya diartikan sampai pada titik pencapaian cita-cita, tentang menjadi apa kita di masa depan, itu jelas terlalu sempit.
Seperti yang dikatakan sebelumnya, sukses memiliki banyak versi tergantung orang yang membuat definisinya. Tapi mungkin kita akan setuju, jika dikatakan bahwa sukses adalah saat kita tidak menginginkan apa-apa lagi, dimana tidak ada ketakutan atau sekedar rasa was-was. Namun nyatanya di sudut bumi mana pun berada, kita tidak akan pernah benar-benar beristirahat.
Bukankah dunia memang hanya persinggahan? Tempat mengumpulkan bekal untuk meraih kesuksesan sejati, surga. Lalu kenapa kita masih sok sibuk mengejar dunia yang sementara, jika sukses yang ditawarkannya hanya semu belaka. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word.Â