DALAM sebagian masyarakat terdapat stereotip yang mengaitkan antara keshalehan seseorang dengan tanda hitam di keningĀ atau dahi.
Tanda hitam pada kening tersebut seringkali dikaitkan dengan seringnya seseorang melakukan sujud atau sujudnya lama.
Persepsi semacam ini boleh-boleh saja, bahkan boleh dikata sebagai anugerah dari Allah yang patut untuk disyukuri.
Akan tetapi jangan terkecoh dulu, belum tentu semua orang yang mempunyai tanda hitam di kening, adalah orang yang banyak sujud. Bisa saja tanda hitam di kening itu terjadi karena terbentur tembok, karena bekas luka, atau karena dibuat-buat agar orang lain menganggap dirinya sebagai ahli sujud.
Namun hendaknya husnudz-dzan lebih kita dahulukan, bahwa orang yang mempunyai tanda hitam di kening itu adalah orang rajin shalat, atau rajin sujud, karena husnudz-dzan bukan hal yang buruk, bahkan merupakan sesuatu yang wajib kepada siapa pun, apalagi kepada sesama muslim.
Ketika mencermati firman Allah:
Ł ŁŲŁŁ ŁŁŲÆŁ Ų±ŁŲ³ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁŲ°ŁŁŁŁ Ł ŁŲ¹ŁŁŁ Ų£ŁŲ“ŁŲÆŁŁŲ§Ų”Ł Ų¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁŁŲ§Ų±Ł Ų±ŁŲŁŁ ŁŲ§Ų”Ł ŲØŁŁŁŁŁŁŁŁ Ł ŲŖŁŲ±ŁŲ§ŁŁŁ Ł Ų±ŁŁŁŁŲ¹ŁŲ§ Ų³ŁŲ¬ŁŁŲÆŁŲ§ ŁŁŲØŁŲŖŁŲŗŁŁŁŁ ŁŁŲ¶ŁŁŁŲ§ Ł ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ±ŁŲ¶ŁŁŁŲ§ŁŁŲ§ Ų³ŁŁŁ ŁŲ§ŁŁŁ Ł ŁŁŁ ŁŁŲ¬ŁŁŁŁŁŁŁ Ł Ł ŁŁŁ Ų£ŁŲ«ŁŲ±Ł Ų§ŁŲ³ŁŁŲ¬ŁŁŲÆŁ
āMuhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang kepada sesama mereka. kamu Lihat mereka rukuā dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujudā (Q.S. al Fath: 29).
Berdasarkan ayat di atas, maka sekilas kita akan menyimpulkan bahwa persepsi sebagian masyarakat seperti di atas adalah benar.
Ketika menafsirkan ayat ini, ada sebagian ulama seperti Al-Imam Malik dan juga Saāid bin Jubair, yang mengatakan bahwa bekas sujud itu adalah warna kehitaman yang nampak di dunia ini.
Ibnu Abbas radhiyallahu āanhu serta Al-Hasan dan juga Az-Zuhri berpandangan lain. Mereka mengatakan bahwa yang dimaksud dengan tanda bekas sujud dalam ayat di atas ialah cahaya sujud yang terbesit di wajah, yaitu tanda sujud yang terus menerangi wajah mereka hingga di alam barzakh dan di hari kiamat. Jika yang dimaksud dengan tanda hitam itu adalah tanda hitam di kening maka tanda tersebut pasti akan hilang setelah tubuh dikubur.
Rasulullah āshallallahu alayhi wa sallamāsendiri tidak mempunyai tanda hitam itu. Dalam buku-buku sirah, baik sirah nabawiyah ataupun kitab-kitab hadits tidak ditemukan penjelasan adanya tanda hitam pada kening nabi.
Ų¹ŁŁŁ Ł ŁŁŁŲµŁŁŲ±Ł ŁŁŲ§ŁŁ ŁŁŁŁŲŖŁ ŁŁŁ ŁŲ¬ŁŲ§ŁŁŲÆŁ (Ų³ŁŁŁ ŁŲ§ŁŁŁ Ł ŁŁŁ ŁŁŲ¬ŁŁŁŁŁŁŁ Ł Ł ŁŁŁ Ų£ŁŲ«ŁŲ±Ł Ų§ŁŲ³ŁŁŲ¬ŁŁŲÆŁ) Ų£ŁŁŁŁŁ Ų£ŁŲ«ŁŲ±Ł Ų§ŁŲ³ŁŁŲ¬ŁŁŲÆŁ ŁŁŁ ŁŁŲ¬ŁŁŁ Ų§ŁŲ„ŁŁŁŲ³ŁŲ§ŁŁŲ ŁŁŁŁŲ§ŁŁ : ŁŲ§Ł Ų„ŁŁŁŁ Ų£ŁŲŁŲÆŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŁŁŁ ŲØŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŲ«ŁŁŁ Ų±ŁŁŁŲØŁŲ©Ł Ų§ŁŁŲ¹ŁŁŁŲ²Ł ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁ ŁŲ§ Ų“ŁŲ§Ų”Ł Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ł ŁŁŁ Ų§ŁŲ“ŁŁŲ±ŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ®ŁŲ“ŁŁŲ¹Ł.
Dari Manshur, Aku bertanya kepada Mujahid tentang maksud dari firman Allah, ātanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujudā apakah yang dimaksudkan adalah bekas di wajah? Beliau menjawab, āBukan, bahkan ada orang yang ākapalā yang ada di antara kedua matanya itu bagaikan ākapalā yang ada pada lutut onta namun dia adalah orang bejat. Tanda yang dimaksudkan adalah kekhusyuāanā (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3702).
Syeikh Ahmad ash Showi dalam kitab tafsirnya mengatakan, āBukanlah yang dimaksudkan oleh ayat adalah sebagaimana perbuatan orang-orang bodoh dan tukang riyaā yaitu tanda hitam yang ada di dahi karena hal itu adalah ciri khas khawarij (baca: ahli bidāah)ā (Hasyiah ash Shawi 4/134, Dar al Fikr). Wallahu Aālam. []