TANYA: Mengingat wabah Corona dan penyakit serupa yang menimbulkan risiko besar bagi seluruh dunia, apakah Islam memberikan tips tentang cara menangani kasus-kasus seperti itu?
Jawab:
Dikutip dari About Islam, Presiden Universitas Islam California, Syekh Mustafa Umar, menjelaskan bahwa Islam telah menetapkan pedoman tertentu untuk menangani wabah penyakit menular yang memengaruhi sebuah komunitas, atau bahkan seluruh dunia. Baru-baru ini ‘coronavirus novel 2019 (2019 n-CoV)’ yang berasal dari Wuhan, Cina, adalah salah satu contohnya.
Nabi Muhammad berkata, “la darar wa la dirar (Jangan menyebabkan kerusakan, dan jangan sampai terluka).” (HR Malik)
Pernyataan ini mengklarifikasi prinsip umum yang digunakan dalam semua aspek kehidupan, dan yang sesuai diterapkan dalam situasi wabah.
BACA JUGA: Karantina, Petunjuk Nabi Hadapi Wabah Penyakit
Seorang Muslim harus menghindari melukai orang lain jika mereka terkena penyakit yang memiliki kemungkinan melukai orang lain. Demikian juga, seorang Muslim harus berhati-hati untuk tidak terluka, dan harus melindungi diri mereka sendiri dengan tepat.
Penting untuk mengklarifikasi beberapa kesalahpahaman yang muncul di kalangan umat Islam mengenai penggunaan obat-obatan dan menangani wabah.
Beberapa orang, selama masa hidup Nabi, berpikir bahwa menggunakan obat mungkin bertentangan dengan konsep mengandalkan Allah (tawakal). Orang-orang itu bertanya, “Ya Rasulullah, haruskah kita menggunakan obat?” Nabi menjawab, “Ya, Anda dapat menggunakan obat. Allah tidak menciptakan penyakit apa pun tanpa juga menciptakan obatnya, kecuali satu: usia tua.” (HR Abu Dawud).
Nabi menjelaskan bahwa tidak masalah menggunakan obat, dan bahkan dianjurkan, dan ini tidak melanggar konsep mempercayai Allah. Bahkan, dapat dikatakan bahwa Rasulullah telah mendorong penemuan pengobatan untuk penyakit sejak ia menunjukkan bahwa mereka ada, dan diciptakan oleh Allah untuk akhirnya ditemukan.
Terkait pertanyaan “Apakah Anda melarikan diri dari ketetapan Allah?” kita dapat melihat kisah Khalifah Umar selama wabah ʿAmawas di Suriah pada tahun 18 H. Umar sedang dalam perjalanan ke Suriah untuk kedua kalinya ketika dia mendapat berita tentang wabah di wilayah tersebut. Dia mencari konsultasi dari penasihatnya tentang apakah akan kembali ke Madinah, ibukota, atau melanjutkan. Salah satu dari mereka berkata, “Anda pergi demi Allah sehingga wabah ini tidak seharusnya menghentikan Anda.” Sementara yang lain menyarankan sebaliknya.
Umar memutuskan untuk kembali ke Madinah.
Abu Ubaidah menegurnya, “Apakah Anda melarikan diri dari ketetapan Allah?”
Dia menjawab, “Ya, saya melarikan diri dari ketetapan Allah ke ketetapan (Allah) lainnya. Jika Anda memiliki unta dan mereka memasuki tanah dengan dua sisi, satu subur dan tandus lainnya, dan Anda menyerempetnya di daerah subur, tidakkah Anda akan melakukan itu dengan keputusan Allah? Dan jika Anda membiarkan mereka merumput di daerah tandus, tidakkah Anda akan melakukan hal itu juga berdasarkan ketetapan Allah. ” (Muhammad Al-KhuDarI BIk, The History of Four Khalifah, hlm. 133.)
Umar juga telah menerima saran dari Abdul-Rahman ibn Awf yang mengatakan kepadanya bahwa Rasulullah bersabda, “Jika Anda mendengar bahwa itu (wabah) telah pecah di suatu negeri, jangan pergi ke sana; tetapi jika pecah di tanah di mana Anda berada, jangan pergi keluar darinya.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Nasihat ini sangat sesuai dengan tujuan mendasar (Syariah Islam) untuk melestarikan kehidupan. Lima tujuan yang mendasari Syariah dijelaskan oleh para sarjana sebagai pelestarian agama, kehidupan, kecerdasan, kekayaan, dan garis keturunan.
Imam Al-Amidi (wafat 631/1233) menulis: “Aturan (dalam Islam) hanya ditentukan untuk kepentingan hamba-Nya. Fakta bahwa mereka memiliki tujuan dan kebijaksanaan yang mendasar didasarkan pada konsensus dan alasan.”
BACA JUGA: Wabah Penyakit Ini Pernah Terjadi di Zaman Rasulullah SAW
Lebih jauh lagi, penekanan Islam pada kebersihan secara umum, lebih dari sekedar memurnikan tubuh untuk sholat. Juga, resep untuk makan makanan ‘suci’ menghindari ‘najis’ adalah tema yang disebutkan di dalam Quran.
Jadi, berikut ini beberapa pedoman Islam tentang cara menangani virus corona:
1. Seorang Muslim harus menghindari melukai orang lain jika mereka terkena penyakit yang memiliki kemungkinan melukai orang lain.
2. Seorang Muslim harus berhati-hati untuk tidak terluka, dan harus melindungi diri mereka sendiri dengan tepat.
3. Tidak masalah menggunakan obat, dan bahkan dianjurkan, dan ini tidak melanggar konsep percaya pada Allah.
4. Rasulullah telah mendorong penemuan pengobatan untuk penyakit.
Pedoman Islam tentang itu semua insya Allah dapat membantu mencegah vius atau penyakit yang melukai diri sendiri, ataupun orang lain. []
SUMBER: ABOUT ISLAM