SEBURUK-buruknya adu domba, adalah adu domba ulama untuk membela kepentingan diri dan syahwatnya. Mereka membeli fatwa ulama murahan untuk menghalalkan berbagai macam cara.
Namun sayangnya sebagian besar politisi memakai ulama seperti orang memasak nasi uduk dengan menggunakan daun salam. Setelah nasi uduk harum karena daun itu, lalu daunnya dibuang dan tidak ikut dimakan.
BACA JUGA: Waduh, Wanita-wanita Seperti Ini Sering Ditinggalkan Lelaki?
Ulama di dekati menjelang pilkada, bahkan diminta fatwanya untuk membela kepentingannya. Tetapi sebelum pilkada, selalu menghina dan menghalangi berjalannya syari’at Islam. Melarang kurban di sekolah, melarang penggunaan baju taqwa bagi siswa di sekolah setiap hari jum’at, menggusur masjid dan orang orang lemah. Dan seburuk-buruknya ulama adalah mereka yang membela orang kafir yang memusuhi Islam.
Allah mengingatkan kita tentang bagaimana orang-orang kafir total dalam membelanjakan harta mereka untuk menghalangi manusia menegakkan kalimat Allah di dunia ini. Namun Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya walau orang orang musyrik itu membencinya.
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوا عَن سَبِيلِ اللَّهِ ۚ فَسَيُنفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُونَ ۗ وَالَّذِينَ كَفَرُوا إِلَىٰ جَهَنَّمَ يُحْشَرُونَ
“Sesungguhnya orang orang kafir membelanjakan harta mereka untuk menghalangi manusia dari jalan Allah, mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian akan menjadi penyesalan bagi buat mereka dan mereka akan dikalahkan dan orang-orang kafir akan di kumpulkan di neraka jahannam.” (QS Al Anfal 36)
Seburuk-buruknya pertengkaran adalah pertengkaran ulama. Jika ulamanya sudah berkelahi, lalu bagaimana nasib umatnya? Dan sejahat jahatnya pengadu domba, adalah mereka yang menghasud ulama untuk bertengkar yang mana tujuannya adalah berpecah belahnya umat.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati salah satu sudut kota Madinah atau Makkah, lalu beliau mendengar suara dua orang yang sedang diazab di kubur. Beliau pun bersabda,
يُعَذَّبَانِ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ، بَلَى، كَانَ أَحَدُهُمَا لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ، وَكَانَ الآخَرُ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ
“Mereka berdua disiksa. Mereka menganggap bahwa itu bukan perkara besar, namun sesungguhnya itu perkara besar. Orang yang pertama disiksa karena tidak menutupi diri ketika kencing. Adapun orang yang kedua disiksa karena suka mengadu domba (namimah).” (HR. Bukhari no. 216 dan Muslim no. 292
BACA JUGA: Miris, Rapat Dewan jadi Ajang Adu Jotos, Ini Videonya
Seburuk-buruknya dusta adalah dusta yang dikatakan oleh ulama untuk menyenangkan para penguasa. Jika ulamanya sudah suka berbohong, maka pupuslah sudah asa mendidik umat untuk berlaku jujur.
Semoga Allah wariskan kepada kita ulama yang jujur, punya integritas, dan sanggup mengatakan yang benar walau itu terasa pahit di lisan. Tetapi percayalah ia akan terasa manis di Syurga-Nya nanti. []
Faisal Kunhi
Imam Masjid Sirothol Mustaqim, Ansan Korea Selatan
Gontor ,
S1 UIN Syarif Hidatatullah Jakarta, S2 : Institut Ilmu AlQuran
*#Share berkahnya ilmu*
*#Join channel Telegram:*
https://t.me/joinchat/AAAAAERt3deogV8PX4M0Qg untuk mendapatkan tulisan saya setiap hari