SELAMA menyebarkan ajaran agama Islam, Rasulullah SAW mendapat banyak penolakan dari berbagai pihak. Ada yang menolak secara halus, ada yang menolak dengan kekerasan, ada yang diam-diam meneror rasul, ada juga yang memperolok Rasulullah SAW dan para pengikutnya.
Namun, meski mendapat banyak penolakan dan gunjingan, Rasulullah SAW tetap teguh dan tak begitu saja berhenti menyebarkan agama Allah.
(٢٨)قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَهْلَكَنِيَ اللَّهُ وَمَنْ مَعِيَ أَوْ رَحِمَنَا فَمَنْ يُجِيرُ الْكَافِرِينَ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
(٢٩)قُلْ هُوَ الرَّحْمَنُ آمَنَّا بِهِ وَعَلَيْهِ تَوَكَّلْنَا فَسَتَعْلَمُونَ مَنْ هُوَ فِي ضَلالٍ مُبِينٍ
“Katakanlah (Muhammad), ‘Tahukah kalian jika Allah mematikan aku dan orang-orang yang bersamaku atau merahmati kami, (maka akan masuk surga), lalu siapa yang dapat melindungi orang-orang kafir dari siksa yang pedih?’ Katakanlah ‘Dialah Yang Maha Pengasih, kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nyalah kami bertawakal. Maka kelak kalian akan mengetahui siapakah (di antara kita) yang berada dalam kesesatan yang nyata.”(QS. Al-Mulk: 28-29).
BACA JUGA: Tatkala Rasulullah Menceritakan Wasiat Nabi Nuh
Mengamati redaksi kalimat pada ayat-ayat surah al-Mulk di atas, ada semacam “adu nyali” antara Rasulullah SAW dengan orang-orang kafir yang menginginkan kematian beliau dan para sahabatnya.
Oleh sebab itu, Rasulullah SAW menantang orang-orang kafir itu dengan kalimat tersebut; seandainya Rasulullah SAW dan para sahabatnya meninggal, Allah akan menjadi pelindung mereka dari sisi yang pedih.
Namun, bila orang-orang kafir itu yang meninggal lebih dulu, siapakah yang akan menjadi pelindung mereka? Apakah berhala-berhala yang mereka sembah bisa melindungi mereka dari siksa neraka yang sangat pedih?
Rasulullah SAW dan para sahabat jelas memiliki nyali yang lebih besar dibandingkan orang-orang kafir itu. Semua yang dimiliki Rasulullah SAW berangkat dari kebenaran, sehingga menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi dan keyakinan.
Sementara orang-orang kafir itu berada di jalan yang salah. Itu sebabnya, beliau menantang orang-orang kafir dengan kalimat-kalimat yang disebutkan dalam ayat ini.
Orang yang memiliki nyali yang besar biasanya akan menjadi penantang, bukan yang ditantang. Sebaliknya, orang yang tidak memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan keyakinan bahwa dirinya berada dalam kebenaran, tidak optimis, dan tidak yakin akan menang, nyalinya akan ciut menerima tantangan itu.
Semua pertanyaan yang tercantum dalam ayat itu tidak bisa dijawab oleh orang-orang kafir, karena mereka tidak yakin bahwa apa yang menjadi subyek tantangan itu benar-benar ada.
Orang-orang kafir itu juga tidak terlalu yakin bahwa tuhan-tuhan selain Allah yang mereka sembah, adalah Tuhan sebenarnya yang telah menciptakan alam semesta.
Keraguan yang ada dalam hati orang-orang kafir itu, khususnya para tokoh Quraisy Mekah, membuat barisan para petinggi suku ini terpecah akibat dakwah Rasulullah SAW.
BACA JUGA: Rasulullah Rela Menguburkan Dzul Bajadain Sendirian
Sebagian ada yang menerima ajakan Nabi SAW dan beriman, seperti Umar bin Khathab, Hamzah, dan yang lainnya; sebagian lain tidak menerima ajakan Nabi SAW, tetapi menolak cara-cara kekerasan untuk menentang dakwah beliau.
Kelompok terakhir ini selalu menasihati teman-temannya dengan berkata, “Doakanlah, semoga dia (Muhammad) dan sahabat-sahabatnya cepat mati.”
Allah SWT berfirman,
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ
“Dan jika engkau bertanya kepada mereka, ‘Siapakah yang menciptakan langit dan bumi serta menundukkan matahari dan bulan?’ Pasti mereka akan menjawab, ‘Allah.’ Maka mengapa mereka (bisa) dipalingkan (dari kebenaran),”(QS. Al-Ankabut: 61). []
Sumber: Kerajaan Al-Qur’an/Hudzaifah Ismail/Penerbit: Penerbit Almahira/2012