Oleh: Rosandi Ardi Noegraha
Dosen dan Pegiat Sosial
rosandiardinugraha@gmail.com
TERMINOLOGI ukhuwah atau hubungan persaudaraan menjadi sesuatu yang terus berkembang, seiring perubahan interaksi sosial di masyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak dapat lepas dari hubungan antara satu dengan yang lainnya, ia akan selalu mencari individu ataupun kelompok lain untuk dapat berinteraksi ataupun bertukar pikiran.
Prof. Dr. Soerjono Soekamto di dalam pengantar sosiologi, menjelaskan bahwa interaksi sosial merupakan kunci siklus kehidupan sosial. Tidak adanya komunikasi atau pun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin ada kehidupan bersama. Jika hanya fisik yang saling berhadapan antara satu sama lain, tidak dapat menghasilkan suatu bentuk kelompok sosial yang dapat saling berinteraksi.
BACA JUGA: Indahnya Berkasih Sayang dalam Bingkai Ukhuwah
Agama adalah sumber utama kokohnya persaudaraan antar sesama anak Bangsa, Indonesia dengan kemajemukannya sering kali dibenturkan pada pola interaksi sosial dengan agama. Padahal sejatinya terbentuknya masyarakat harmonis karena adanya agama yang di dalamnya punya banyak tata cara aturan berinteraksi yang baik. Sebagai contoh, interaksi sosial sangat dianjurkan, saling sapa dengan ucapan salam, berjabat tangan, silaturahmi, saling berbagi.
Interaksi sosial dalam Islam yang populer adalah ukhuwah atau hubungan persaudaraan antar sesama manusia. Ukhuwah berasal dari bahasa Arab dengan bentuk kata dasarnya (masdar) akhu yang berarti saudara, termasuk di dalamnya saudara sekandung, saudara se ayah, saudara seibu atau saudara sesusuan.
Kata ukhuwah sering kali dirangkaikan dengan kata Islamiyah, menjadi ukhuwah Islamiyah. Kata itu memperjelas pengertiannya bahwa persaudaraan tersebut dibangun atas dasar prinsip Islam.
Dalam Islam ukhuwah terdapat etika yang harus diperhatikan. Etika itu diantaranya adalah pertama, tidak boleh menghina, menghujat dan memfitnah orang lain baik secara langsung maupun melalui media lainnya. Kemudian yang kedua, tidak boleh berburuk sangka terhadap orang lain, agar tidak terjadi pertentangan dan perselisihan.
Dan yang terakhir, adalah berperilaku rendah hati agar terjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Agama sejatinya mengajarkan nilai kebaikan dan interaksi yang baik. Bahkan agama mengatur tata kehidupan yang rukun dan bertoleransi antar umat beragama. Seperti misalnya agama Islam yang menganjurkan untuk bersikap dan berprasangka baik dengan sesama manusia.
Agama Islam tidak mengajarkan keburukan bagi penganutnya. Ketika ajaran agama dijalankan dengan baik, besar kemungkinan interaksi dengan sesama manusia juga berjalan dengan baik.
BACA JUGA: Ini Resep yang Diberikan Ustaz Zaitun untuk Perkuat Ukhuwah Umat
Bagi seorang muslim ukhuwah Islamiyah adalah ukhuwah tertinggi, yang akan menghadirkan semangat ukhuwah insaniyah, basyariah, dan wathaniyah. Benarlah firman Allah SWT bahwa Rasulullah SAW di utus di muka bumi menjadi rahmat bagi semesta alam, firman Allah Ta’ala,
وَما أَرْسَلْناكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعالَمِينَ
“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al Anbiya: 107)
Sebagi Bangsa yang majemuk, negeri ini punya masalah besar dalam interaksi sosial, potensi konflik, perpecahan, ada di tengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara, karena itu kita semua punya kewajiban meringankan, mari kita segarkan kembali makna ukhuwah atau hubungan persaudaraan yang tulus, tanpa pamrih, tanpa ada embel-embel, lahir dari kesadaran bahwa yang terbaik adalah menghadirkan pribadi mulia, saling menghormati, menghargai antar sesama, membantu, meringankan beban, sebagai sesama makhluk ciptaan Allah SWT. []
OPINI adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.