MENELADANI sikap dan sifat mereka yang ketaatannya tercatat dalam sejarah dapat menjadi motivasi bagi kita untuk terus meningkatkan ketaatan pula.
Dan kisah kali ini datang dari Luqman al-Hakim hamba nan arif. Namanya disebut dalam kitab suci. Luqman ditanya apa sebab sehingga dirinya menerima kedudukan mulia. Luqman menjawab, “Benar dalam berkata, tunaikan amanah, tinggalkan urusan sia-sia.”
Namanya pun menjadi terkenal karena Al-Quran sering menyebutnya. Tidak sekadar menyebut, tapi menyebutnya sebagai orang yang bijaksana. Mengapa dia demikian istimewa? Padahal ia tidak termasuk salah satu dari nabi yang 25 orang itu. Jangankan kita, orang-orang yang sekelilingnya yang hidup di zaman itu juga berusaha ingin tahu. Lalu mereka menanyakan langsung kepada Luqman.
Luqman memberikan nasihat tanpa sedikit pun berusaha menyombongkan diri. Luqman berkata bahwa seseorang akan mempunyai kedudukan mulia, pertama, jika ia mampu berbicara dengan jujur. Ia selalu berkata benar. Setiap ada permasalahan tiada afdhal mencari penyelesaian sebelum menanyakan kepada orang bijak yang jujur ini. Ia dipercaya masyarakat karena kata-katanya. Dari kejujuran itulah dirinya menjadi mulia.
Nasihat berikutnya dari Luqman adalah masalah amanat. Setiap kali diberikan amanah jangan sekali-kali mengkhianatinya. Tunaikan amanat dengan tuntas dan bertanggung jawab. Jujur dan bertanggung jawab adalah kunci kemuliaan seseorang.
Nasihat ketiga dari Luqman termasuk masalah yang cukup sepele. Yaitu meninggalkan perbuatan yang tiada guna. Orang yang mulia tidak mengerjakan sesuatu yang sia-sia. Seperti sabda Rasulullah SAW, “Termasuk seorang muslim yang baik adalah ia meninggalkan perbuatan yang sia-sia.” Demikian hadits riwayat Imam Tirmidzi. Sementara itu masih banyak di antara kita yang mengisi waktu senggang dengan cara main-main, bersenda gurau tiada manfaat, menunaikan hobi yang menjauhkan diri dari mengingat Allah SWT, wasting time dan sebagainya. Meskipun tak seberapa namun maknanya sangat dalam. Dalam Islam tidak ada kamus sia-sia. Setiap muslim harus produktif. Selalu berkarya dan beramal saleh. Dengan demikian sempurnalah kemuliaannya.
[]
Sumber: Hikmah dari Langit | Ustaz Yusuf Mansur & Budi Handrianto | Penerbit: Pena Pundi Aksara | 2007