SEORANG sufi masuk ke dalam rumah Zawiyah Syeikh Ibrahim Al Matbuli di Mesir, di sana ia melaksanakan ibadah siang dan malam. Hidup beserta seluruh waktu ia gunakan untuk sholat, puasa, dan sebagainya. Akan tetapi ada hal yang janggal bagi seorang lak-laki, ia tidak bekerja.
Syeikh Ibrahim Al Matbuli tidak suka dengan ahli ibadah yang tidak mencari nafkah, “Wahai anakku, kenapa engkau tidak bekerja hingga mandiri, hingga tidak bergantung dengan apa yang dibawa manusia untukmu?” tanya syeikh Ibrahim
”Wahai Tuanku, ketika aku telah memasuki Zawiyah ini, aku melihat seekor burung hantu buta di salah satu jendela, yang tidak memiliki kemampuan sebagaimana burung-burung lainnya. Lalu aku menyaksikan seekor elang datang kepadanya dengan sepotong daging yang ia lempar ke jendela. Maka dari itu, aku lebih berhak untuk bertawakkal kepada Allah daripada burung hantu itu,” jawab sufi tersebut.
“Kenapa engkau menjadikan dirimu sebagai burung hantu buta? Kenapa dirimu itu tidak engkau jadikan seperti burung elang yang memberi makan burung hantu?”
Akhirnya, lelaki itupun mengakhiri kekeliruannya dan ia pun segera keluar untuk bekerja. []
Sumber: hidayatullah.com/(Lawaqih Al Anwar Al Qudsiyyah hal. 704).*