KONGRES Sains India ke-106 telah dibuka oleh Perdana Menteri Narendra Modi berlangsung selama lima hari dari 3 -7 Januari 2019. Banyak terjadi perdebatan dan kontroversi dalam gelaran kongres sains tahun ini.
Bagaimana tidak, Sejumlah ilmuwan India menyatakan penolakan terhadap berbagai teori sains modern, termasuk teori Einstein dan Newton. Mereka juga menyebut bahwa sejumlah penemuan, termasuk sel induk, sudah ditemukan India pada zaman Hindu Kuno.
Menanggapi pernyataan itu, sejumlah imuwan lain mengecam klaim-klaim yang disampaikan di ajang tahunan Kongres Sains India tersebut. Mitologi Hindu dan berbagai teori berbasis agama makin menjadi bagian dari agenda Kongres Sains India.
BACA JUGA: India deportasi Pengungsi Arakan ke Myanmar
Namun, para ahli mengatakan, berbagai pernyataan yang dikemukakan oleh para ilmuwan India pada kongres tahun kali ini luar biasa konyol.
Wakil Rektor Universitas Andhra, G Nageshwar Rao menyatakan bahwa Kurawa dilahirkan karena teknologi sel induk dan tabung percobaan. Hal ini sampaikan pada acara Kongres Sains India ke-106 di Lovely Professional University (LPU) pada Jumat (11/1/2019).
Rao juga mengatakan bahwa India telah memiliki pengetahuan tentang peluru kendali sejak ribuan tahun lalu. Rao juga mengatakan bahwa Mahabharata dan Ramayana adalah sejarah, bukan mitologi. “Orang-orang yang hidup setelah reikarnasi telah mempraktikkan sains, karenanya ilmu pengetahuan bukanlah hal baru bagi budaya India,” tambah Rao. .
Rao mengatakan bahwa Rahwana, raja raksasa dari epos Ramayana, sudah memiliki 24 jenis pesawat dan jaringan jalur pendaratan modern di tempat yang sekarang disebut Sri Lanka. Ilmuwan lain dari sebuah universitas di selatan negara bagian Tamil Nadu, Kanan Jegathala Krishnan mengatakan bahwa teori Isaac Newton dan Albert Einstein salah.
Khrisnan mengatakan, gelombang gravitasi harus diubah namanya menjadi “Gelombang Narendra Modi.” Dr KJ Krishnan juga mengatakan Newton gagal “memahami gaya tolak gravitasi,” sementara teori Einstein, menurutnya, “menyesatkan.”
BACA JUGA: Aktivis Hindu Ingin Bangun Kuil di Atas Reruntuhan Masjid Bersejarah di India
Para kritikus mengatakan, teks-teks kuno untuk dibaca dan dinikmati tapi tidak masuk akal untuk menyatakan bahwa itu semua mewakili sains. Asosiasi Kongres Ilmiah India menyatakan “keprihatinan serius” terhadap berbagai pernyataan yang dikemukakan di acara tersebut.
“Kami tidak sepakat pada pandangan mereka dan kami tak ada sangkut-pautnya dengan pernyataan mereka. (Sikap mereka) sangat disayangkan,” ujar Premendu P Mathur, Sekretaris Jenderal Asosiasi Kongres Ilmiah India, kepada kantor berita AFP.
“Sangat disesalkan bahwa ucapan semacam itu muncul dari orang-orang di posisi seperti itu,” tegas Mathur. []
SUMBER: KOMPAS | LATESLY