Oleh: Ahsani Ashri, S.Tr.Gz
Nutritionist, Pemerhati Pendidikan
“Dan Kami telah memerintahkan manusia ( agar berbuat baik) terhadap orang tuany. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu. ” (Al Qur’an, 31:14)
ASI (Air Susu Ibu) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam garam organik yang di sekresi oleh kedua kelenjar mamae dari ibu, yang berguna sebagai asupan bayi. Di dalam ASI tekandung zat zat gizi yang diperlukan bayi untuk pertumbuhan dan mengandung zat zat kekebalan yang sangat penting untuk mencegah timbulnya penyakit (Imunoglobulin, laktoferin, lisosim, sel bifidus), sel darah putih, serta mudah dicerna oleh pencernaan bayi. Menyusui itu sama saja seperti kita memberi cinta seperti kutipan “You can’t buy love. Because when it’s real, it’s priceless”-Anonymous-
ASI dan Kecerdasan
Salah satu cara membuktikan bahwa ASI merupakan cairan penting untuk perkembangan bayi yang baru lahir yaitu kenyataan bahwa ASI mengandung minyak omega-3 asam linoleat alfa. Selain sebagai senyawa penting bagi otak manusia dan retina, hal ini juga sangat penting dari sudut pandang bayi baru lahir. Omega-3 sangat penting terutama selama kehamilan dan tahap awal masa kanak-kanak. Sedangkan otak dan saraf untuk berkembang secara normal.
Para ilmuwan secara khusus menekankan pentingnya ASI sebagai makanan alami dan sempurna dari omega-3. Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa perkembangan kemampuan otak pada bayi yang diberi ASI lebih besar daripada bayi yang tidak diberikan ASI. Sebuah analisis komparatif bayi yang diberi ASI dan susu formula bayi oleh James W. Anderson, ilmuwan dari University of Kentucky, menetapkan bahwa IQ bayi yang diberi ASI lebih tinggi 5 angka daripada bayi lainnya yang tidak diberi ASI. Sebagai hasil dari penelitian ini, ditetapkan bahwa ASI sangat bermanfaat bagi kecerdasan hingga 6 bulan dan bahwa anak-anak yang disusui kurang dari 8 minggu menunjukan tidak adanya perkembangan IQ yang signifikan.
Sejuta Manfaat ASI
Selain itu, penelitian yang dilakukan para ilmuwan Universitas Bristol manfaat jangka panjang ASI yaitu dampak baiknya terhadap tekanan darah dan risiko serangan jantung berkurang.Menurut hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal kedokteran Circulation, bayi yang diberi ASI lebih kecil kemungkinannya untuk terserang penyakit jantung. Telah diungkapkan bahwa keberadaan asam lemak rantai panjang tak jenuh ganda pada ASI mencegah pengerasan arteri. Bersama dengan fakta bahwa bayi yang diberi ASI menelan sedikit natrium ini berhubungan erat dengan tekanan darah dan tidak. Sebagai hasilnya, memperoleh berat badan seimbang, ini merupakan beberapa manfaat ASI bagi jantung.
Kadar darah tinggi adiponektin berhubungan dengan penurunan risiko serangan jantung. Rendahnya tingkat adiponektin ditemukan pada orang yang mengalami obesitas yang berada pada peningkatan risiko serangan jantung. Oleh karena itu risiko obesitas pada bayi yang diberi ASI berkurang dengan adanya hormon ini. Selain itu, juga ditemukan keberadaan hormon lain yang disebut leptin di dalam ASI yang memiliki peran utama dalam metabolisme lemak. Leptin diyakini sebagai sinyal ke otak bahwa ada lemak di tubuh. Menurut pernyataan Dr. Martin, oleh karena itu hormon ini diserap pada anak-anak melalui ASI yang mampu mengurangi risiko penyakit seperti diabetes tipe 2, obesitas, daya tahan insulin dan penyakit jantung.
Fakta-fakta tentang ASI memang tidak terbatas. Kontribusi ASI untuk kesehatan bayi berubah seiring tahapan bayi dengan menyesuaikan bahan makanan yang dibutuhkan pada tahapan tertentu. Kandungan ASI berubah untuk memenuhi kebutuhan yang sangat khusus. ASI, yang selalu siap setiap saat dan pada suhu yang ideal, memainkan peran utama dalam perkembangan otak karena gula dan lemak yang dikandungnya. Selain itu, unsur-unsur seperti kalsium di dalamnya memainkan peran besar dalam perkembangan tulang bayi.
Kehebatan gizi dalam ASI sudah tidak terbantahkan lagi. Kecanggihan teknologi sudah tuntas mengupas kuasa Allah dalam setiap tetesnya. Pemberian ASI dapat membantu ibu memulihkan dari proses persalinannya. Pemberian ASI selama beberapa hari pertama membuat rahim berkntraksi dengan cepat dan memperlambat pendarahan. Seorang Ibu yang menyusui bayinya merupakan cara diet alami untuk menurunkan berat badannya semasa kehamilan dan juga cara bagi ibu untuk mencurahkan kasih sayangnya pada bayi yang membuat bayi merasa nyaman.
Mulianya Ibu yang Menyusui
Pentingnya menyusui bayi sudah dikampanyekan dari pusat kota sampai pelosok desa, asosiasinya seperti AIMI sudah ada, bahkan sudah tertulis juga buku ASI untuk para ayah. Menurut saya target utama menyusui justru bukan hanya dari segi gizi. Bonding yang tercipta ketika prosesnya berlangsung yang justru jauh lebih mahal. Menyusui secara langsung mengajarkan setiap ibu luar biasa banyak hal setiap langkah nya. Seorang ibu harus belajar tabah untuk terus menyusui walau puting payudaranya luka di awal proses menyusui karena bayi (dan ibu) sedang mencari posisi kelekatan yang tepat, apalagi para newmom’s seperti saya. Baru beberapa bulan sang ibu harus kembali menguatkan hati karena harus menahan sakit ketika puting payudaranya di gigit oleh gusi anak yang belum, sedang, atau bahkan sudah bergigi. Masyaa Allah.
Secara psikologi, menyusui secara langsung mengajarkan kesabaran dan mengalah, untuk menunggu sampai anak kenyang atau tertidur untuk melepas payudaranya. Para ayah tidak tahu pegalnya berbaring ke satu sisi berjam-jam karena kalau kita lepas, bayi yang tertidur itu kembali melek matanya, dan hal yang benar-benar kita harus lakukan itu jadi malah tertunda semakin lama. Menyusui secara langsung mengajarkan bersyukur, sambil memandangi sempurnanya ciptaan Allah dari jarak sejengkal, 730 hari.
Menyusui mengajarkan istiqomah dan mengalah. Melakukan sesuatu dengan telaten, berhari, berminggu, berbulan, bertahun. Tidak ada cuti, tidak pandang wiken, atau kesibukan. Ketika mulut kecil itu menangis, kita belajar untuk meletakkan segala hal lain yang sedang kita kerjakan, dan menyusui. Menyusui mengajarkan ikhlas. Memberi dan terus memberi tanpa henti dan tidak mengharapkan balasan apapun, seperti matahari. Menyusui secara langsung bahkan mengajarkan saya bahwa ada ujung di setiap hal di bumi. Betapapun kita mencintai (atau membenci) proses menyusui, ini pun ada akhirnya.
Dalam Islam, pemberian ASI dijelaskan sebagai jalan menularkan karakter watak ibu pada anak. Malalui menyusui ada kontak batin dan fisik antara ibu dan anak. Secara tidak langsung, hal itu merupakan bimbingan dan pendidikan dari ibu kepada anak. Inilah pentingnya seorang ibu memberikan ASI pada anaknya. Proses pemberian ASI pada anak dilakukan setelah dilahirkan hingga berusia lengkap dua tahun. Kewajiban menyusui dalam Islam ini juga telah Allah Ta’ala firmankan dalam salah satu ayatNya yaitu :
Kewajiban menyusui dalam Islam ini juga telah Allah Ta’ala firmankan dalam salah satu ayatNya yaitu : “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” [QS. Al Baqarah 233]
Berdasarkan ayat diatas, kita bisa mengambil kesimpulan tentang pentingnya pemberian ASI kepada bayi yang dilakukan selama masa dua tahun atau lebih.
Jadi, selain berpahala, perintah allah akan menyusui ini justru lebih menguntungkan para ibu menciptakan bonding yang tak lekang waktu. Seharusnya, setelah masa penyusuan ini berakhir, para ibu sudah bermetamorfosa menjadi mahluk yang lebih baik lagi. Yang lebih tabah, sabar, kreatif, istiqamah dan bersyukur. Nilai yang tertancap selama 2th ini seharusnya cukup untuk menjadi fondasi pengasuhan minimal 20th ke depan.
Petunjuk Alquran yang didukung oleh penelitian ilmiah dari para ahli ini, mengharuskan para ibu untuk mengikuti petunjuknya, agak anak yang mereka susui, bisa tumbuh sehat. Bonding ini yang tidak bisa di logikakan dengan akal, diteorisasikan dalam buku dan dibuktikan dalam satuan gram oleh kecanggihan mesin dan teknologi. Itu mungkin mengapa Allah memerintahkan jika ada ibu yang tidak bisa menyusui anaknya secara langsung, lebih baik memberikannya kepada yang bisa. Karena bonding skin-to-skin ini yang tidak terbayar rupiah. Lihat bagaimana bonding Rasulullah dengan Halimah bahkan ketika Beliau sudah dewasa. Sehingga nantinya, bisa tumbuh kuat dan bermanfaat bagi masyarakatnya serta dapat menjalankan peranannya sebagai khalifah di muka bumi. Wallahu a’lam. []
OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.