Oleh: Suryandi Temala Sip, Lc. A. Md.
GAIB dalam definisi arab adalah segala sesuatu yang sifat nya berlawanan dengan yang tampak (zahir). Sehingga definisi ini kemudian lebih ditujukan kepada hal yang tidak dapat dirasakan oleh panca indera kita.
Nah keimanan pada hal gaib bukan berarti kita harus tunduk, takut dan taat kepada semua yang tidak nampak.
Keimanan kepada yang gaib lebih ditujukan agar merasakan kehadiran Allah di dalam kehidupan kita sebagaimana Firman Allah yang artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,” (surat Qaf :16).
BACA JUGA: Bertugas di Rumah, Ini Nih Setannya
Keimanan inilah yang kemudian menjelma menjadi sikap tunduk, patuh dan taat kepada Allah, merasa dekat denganNya lalu merasa kuat menghadapi musuh utama kita (yang juga gaib) yaitu setan.
Keadaan ini jangan dibalik sehingga kita malah takut kepada setan dan jin, lalu menyekutukan Allah dengan menyertakan ajimat dan benda2 yang tidak dibolehkan dalam Islam. Karena tidak ada kekuatan selain kekuatan Allah dan tidak ada kedekatan kecuali kedekatan kita dengan Allah bukan melalui perantara benda-benda.
Mendekatkan diri kepada Allah melalui benda-benda sama halnya dengan perbuatan syirik. Hal inilah yang diberantas oleh Nabi kita Muhammad Saw dengan menghancurkan batu dan benda berbentuk berhala atau semacamnya.
Orang kafir musyrik itu sebenarnya tidak menyembah batu tetapi menjadikan batu sebagai perantara untuk dekat dengan Tuhan. Ini tertera di dalam firman Allah : “Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. (QS Az Zumar :3).
BACA JUGA: Mengeraskan Suara Dzikir Setelah Sholat Fardhu
Jadi jelas lah bahwa syrik itu adalah menjadikan suatu benda alat yang mendekatkan diri kepada Allah. Sehingga ketika seseorang membuat jimat dari benda-benda yang didoakan untuk mendapat perlindungan sesungguhnya hal ini seperti yang dilakukan oleh orang musyrik dahulu, membuat patung lalu didoakan agar datang perlindungan dari Tuhan.
Nauzubillah mari kita semua berlindung dari perbuatan dosa terbesar ini, dosa yang tidak akan Allah ampunkan kecuali kita bertaubat.
Firman Allah tentang dosa terbesar ini surat Annisa 48 :
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” []