Oleh:Ansefast
PADA akhirnya, akan Dia mudahkan untukmu, segala sesuatu yang Dia ridhoi dan tetapkan sebagai takdir baik.
Malam itu, hati diliputi keraguan. Akankah bisa meninggalkan tempat KKN untuk menghadiri amanah dakwah di tempat lain. Terlebih, ada jadwal piket belanja pagi itu, yang biasanya baru bisa terlaksana paling cepat jam 6 pagi, karena menunggu partner belanja. Padahal seharusnya sejak jam 6 sudah harus sampai tempat agenda dakwah itu.
Dan, pelan-pelan Allah tunjukkan jalan. Mudahkan segala urusan.
Dimulai dengan takdir baik Allah, teman-teman tak ada satupun yang tidur malam hari sebelumnya kecuali aku hingga subuh tiba. Jadilah partner belanja ku pun menawarkan diri belanja setelah subuh. Waktu yang sama sekali tak pernah berani terpikirkan sebelumnya.
Jadilah, ketika mereka semua telah tertidur di pagi harinya, aku bisa pergi dengan tenang setelah diizinkan di malam sebelumnya.
Meskipun harus berjalan menuju halte terdekat, yang kira-kira 10 menit dari posko, alhamdulillah ada BRT yang siap kutumpangi ke dekat lokasi. Sekitar 30 menit berlalu, dan sampai dengan selamat.
Pukul 16.45, agenda itu belum selesai, tapi BRT terakhir beroperasi dari halte terdekat jam 17.00. Bergegas izin, dan kembali ke posko. Mengejar BRT agar tak ketinggalan. Dan setelah beberapa waktu menunggu, lagi-lagi Allah beri takdir baik. Aku tak ketinggalan BRT meski harus berdesakan dengan penumpang lain.
Di tengah perjalanan di dalam BRT, hujan menderas. Sempat khawatir karena tak membawa payung dan hp lowbat. Lagi -lagi, takdir Allah bekerja dengan sempurna. Sampai di halte pemberhentian BRT terakhir, hujan reda. Dan langkahku dimudahkan berjalan sampai posko dengan selamat.
Sempat terbersit dalam pikiran, perasaan tidak enak ke teman lain karena meninggalkan posko seharian. Tapi rasanya lega ketika tau mereka pun sedang sibuk dengan urusan masing-masing di luar posko, yang kebetulan hari itu tak ada program khusus yang harus kita lakukan.
Allah, Allah, Allah.
Betapa sempurna skenario yang telah tertakdir atas segala yang terbaik menurut-Mu, hingga yang kukira teramat sulit, jadi begitu mudah atas pertolongan-Mu.
Ah ya.
Barangkali kita terlalu sering seperti itu. Merasa sulit, berat, dan terbebani. Bukan karena kita yang tak mampu, tapi karena kita melupakan sang penolong dan penunjuk kebaikan itu.
Berbuat baiklah, kapanpun, di manapun. Biar Allah yang mudahkan segala kebaikan untuk mu. Dan janji-janji-Nya pun tak pernah diingkari. Bahwa siapapun yang menolong agama-Nya, maka Ia akan menolong dan memudahkan segala urusan kita. []