Oleh: Rut Sri Wahyuningsih
Pengasuh Grup Online Obrolan Wanita Islamis (BROWNIS)
rutyuyun@gmail.com
TERSEBUTLAH nama Vionita Rizki Yuhandari, seorang teller sebuah bank di Kabupaten Mojokerto, yang kini viral dalam pemberitaan media massa karena harus menghabiskan usia terbaiknya di balik sel tahanan Polres Mojokerto.
Kasatreskrim Polres Mojokerto, AKP M. Solikhin Fery menjelaskan bahwa gadis asal Dusun Krajan, Desa Wonoanti, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek itu ditangkap petugas setelah diduga melakukan penggelapan dalam jabatan. Dalam penyelidikan kepolisian, diketahui Vionita menguras uang nasabah senilai Rp 2 miliar.
BACA JUGA: Kerjakan Tahajud, Rezeki yang Macet jadi Berlimpah – Ustadz Adi Hidayat
Meskipun belum diketahui motif di belakang tindakannya, namun diakui modusnya terbilang cukup rapi. Dengan memanfaatkan jabatannya sebagai karyawan bank tempat dia bekerja, diam-diam Vionita diduga menggandakan ATM milik nasabahnya sendiri. Ia menerbitkan atau menggandakan ATM baru milik nasabah tanpa sepengetahuan nasabah.
Ada sekitar 23 nasabah yang menjadi korban. Bermodal kartu ATM baru itu, dengan mudah tersangka menguras uang milik nasabah yang tersimpan dalam tabungan. Nilai di setiap traksaksinya relatif berbeda (radarmojokerto.co.id, 16/04/2019)
Rezeki adalah mutlak pemberian Allah. Namun, meskipun rezeki sudah ditentukan oleh Allah, dilapangkan atau disempitkan kepada siapa saja yang Allah kehendaki, namun Allah tetap mensyariatkan bekerja. Sebagai bentuk ibadah, pintu bagi datangnya rezeki.
Bagi banyak kalangan, hari ini bekerja di kantoran adalah dambaan. Terkesan terhormat dan gaji lebih menjanjikan. Hingga lowongan pekerjaan jenis ini tak pernah sepi dari para pejuang pekerjaan. Segala cara dihalalkan agar lolos seleksi.
Jika bekerja adalah bagian dari ibadah, tentu ada standar yang harus dipenuhi, diantaranya tidak menyangkut hal yang dilarang syara. Namun menjadi sulit jika ketakwaan kandas lantas menghalalkan segala cara untuk meraih suatu tujuan tertentu. Terlebih jika penguasa abai dalam hal penjaminanya. Baik dari sisi penyedia lapangan pekerjaan, hingga menjamin jika ada warganya yang benar-benar lemah tak mampu mendapatkan pekerjaan.
BACA JUGA: Inilah Salah Satu Cara Penipu Bisa Gandakan Uang
Seorang muslim dituntut untuk mencari pekerjaan yang halal, bukan pekerjaan yang asal-asalan, bukan pekerjaan yang mudah mengalirkan uang. Yang terpenting berkahnya dan kehalalannya. Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Wahai umat manusia, bertakwalah engkau kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga ia benar-benar telah mengenyam seluruh rezekinya, walaupun terlambat datangnya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki. Tempuhlah jalan-jalan mencari rezeki yang halal dan tinggalkan yang haram.” (HR. Ibnu Majah no. 2144, dikatakan shahih oleh Syaikh Al Albani). []
Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi di luar tanggung jawab redaksi.