UTSMAN bin Affan merupakan sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang memiliki banyak keutamaan, seperti sahabat-sahabat terdekat Rasulullah lainnya, sekelas Abu Bakar dan juga ‘Umar. ia adalah khalifah ketiga umat Islam.
Di akhir hayatnya, ia wafat sebagai syuhada karena dibunuh. Sebelum dibunuh ‘Utsman dikepung terlebih dahulu. Beberapa riwayat mengungkapkan bahwa pengepungan ‘Utsman bin Affan berlangsung selama 40 hari. Dalam pengepungan ini ‘Utsman sama sekali tidak diberikan apa-apa bahkan untuk minum sekali pun.
Menyadari bahwa pengepungan terhadap dirinya sudah mencapai puncak, secara sembunyi-sembunyi ‘Utsman bin Affan menyurati Ali bin Abi Thalib, Thalhah, dan az-Zubair bin Awwam.
Inilah isi surat yang ditulis ‘Utsman bin Affan, “Mereka tidak memberikan apa pun kepadaku, bahkan air pun tidak. karena itu, seandainya kalian mampu mengirimkan air untuk kami, maka kuharapkan agar kalian melakukannya!”
BACA JUGA: Cara Sedekah Utsman bin Affan yang Patut Dicontoh
Setelah menerima pesan tersebut, mereka segera pergi membawa pesanan ‘Utsman.
Setibanya mereka di sana, Utsman berdiri menghadap mereka dan semua orang yang berada di depan rumahnya sambil berkata, “Wahai kamu sekalian, duduklah!” Mereka pun duduk. ‘Utsman kemudian melanjutkan, “Wahai penduduk Madinah, aku serahkan nasib kalian kepada Allah, seraya memohon kepada-Nya semoga Allah memilih orang terbaik sebagai khalifah kalian sesudahku.”
‘Utsman melanjutkan, “Demi Allah, ingatkah kalian saat ‘Umar terluka, kalian berdoa kepada Allah semoga Allah memilih orang yang terbaik di antara kalian bagi kalian. Semoga Allah menyatukan suara kalian untuk memilihnya. Adakah kemudian kalian mengatakan sesungguhnya Allah tidak mengabulkan permohonan kalian, sementara permohonan kalian adalah sesuatu yang ringan bagi Allah, dan kalian adalah orang-orang yang taat kepada-Nya?
“Atau, apakah kalian mengatakan bahwa bagi Allah, urusan agama-Nya itu mudah, sehingga Ia tidak perlu peduli Siapa yang memegang pemerintahan apalagi pada saat itu pemeluk agama ini belum tercerai-berai? Atau, akankah kalian mengatakan bahwa aku mengambil kekhalifahan bukan atas dasar mufakat tapi dengan paksa yang karena itu jika aku bermaksiat kepada Allah, la akan menyerahkannya kepada umat, dan sementara itu mereka tidak bermusyawarah dalam mengangkat pemimpin mereka? Atau, beranikah kalian mengatakan bahwa Allah tidak mengetahui akan akibat dari tindakanku?
BACA JUGA: Pernikahan Utsman dan Ruqayyah
Demi Allah, tahukah kalian bahwa ada perbuatan kebajikan yang aku mulai dan paling dulu aku kerjakan karena Allah telah mendahulukannya untukku. Bagi setiap orang yang datang sesudahku patut mengetahui bahwa aku memiliki keutamaan dalam hal ini. Janganlah kalian terburu-buru membunuhku.
“Dan lagi hanya tiga perkara yang menyebabkan seseorang boleh dibunuh, yaitu lelaki yang berzina setelah ia menikah (muhshan), kufur setelah beriman (murtad), dan membunuh jiwa manusia tanpa alasan yang benar.
Maka jika kalian membunuhku, berarti kalian telah meletakan pedang di atas tengkuk kalian sendiri. Sesudah itu Allah tidak akan memulihkan pertikaian di antara kalian untuk selamanya.” []
Referensi: Wasiat-Wasiat Akhir Hayat dari Rasulullah, Abu Bakar dll/ Penulis: Zuhair Mahmud Al-Humawi/ Penerbit: Gema Insani/ 2003