Oleh: Razanah Taufik
Mahasiswa STEI SEBI
Jurusan Akuntansi Syariah
razanahtaufik02@gmail.com
DIALAH Nabi Muhammad utusan Allah dengan kepribadian yang sempurna. Allah dan para malaikat menyanjungnya, bahkan dalam al-Qur’an Allah tidak pernah memanggil namanya secara langsung, dipanggilnya beliau dengan ya ayyuharrasul, ya ayyuhannabi, berbeda dengan nabi dan utusan yang lainnya, yang Allah panggil dengan nama langsung.
Itu menunjukkan sangat mulia kedudukan nabi Muhammad di sisi Allah subhanahu wa ta’ala, oleh karena itulah Allah merekomendasikan langsung agar kepribadiannya menjadi tauladan bagi semua umatnya, dalam dirinya ada uswah bagi yang berharap ridhaNya, sebagaimana firman Allah :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasûlullâh itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allâh dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allâh” [al-Ahzâb/33:21]
Kepribadian Nabi yang agung juga Allah abadikan dalam al-Qur’an :
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” [al-Qalam/68:4]
Akhlak Rasulullah, Cita-cita Setiap Hamba Allah
Bersama Rasulullah adalah cita-cita setiap hamba Allah yang memiliki fitrah salimah, bersama dalam arti secara nyata ketika beliau masih hidup berdekatan secara fisik, atau bersama secara maknawi dengan cara ingin terus meneladani kepribadiannya yang mulia sehingga dengannya Allah akan mudahkan untuk bersamanya di surga.
BACA JUGA: Berikut 11 Hadist Nabi tentang Akhlak Mulia
Aku bersama Rasulullah adalah ungkapan keinginan untuk terus bersamanya dalam dua makna di atas, ada kerinduan yang membuncah ingin tahu seperti apa sosok mulianya, ada upaya yang kuat untuk terus menjaga dan meneladani apa saja yang pernah dicontohkannya. Mengikuti yang menurutnya harus diikuti, menjauhi yang menurutnya harus dijauhi.
Aku bersama akhlak Rasulullah, bukanlah hanya ucapan, sanjungan, upacara seremonial semata, tetapi harus dibuktikan dengan sikap yang selaras dengan tuntunan agama. Meletakkan cinta kepadanya diatas selainnya ;
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Seseorang tidaklah beriman (dengan sempurna) hingga aku lebih dicintainya dari anak dan orang tuanya serta manusia seluruhnya.” (HR : Muslim)
Akhlak Rasulullah, Kemuliaannya
Sebagian muslim mengaku paling mencintai Nabi karena selalu merayakan kelahirannya. Sebagian yang lain mengaku paling mencintai karena selalu melaksanakan sunahnya. Mereka tentu jauh lebih baik dari orang yang tidak mencintai Nabi, tidak merayakan kelahirannya, dan tidak pula melaksanakan sunahnya.
Di luar Muslim, ada beberapa orang yang menghina, menuduh penipu, pembohong, rakus harta, serta banyak tuduhan dan penghinaan lainnya. Penghinaan terhadap beliau tidak hanya berlangsung saat ini saja.
Ketika beliau masih hidup pun, jauh lebih parah dan menyakitkan. Namun ada pula yang mengakui kemuliaan akhlaknya, mengagumi sikap kepemimpinannya, kelembutan hati Nabi, bahkan menempatkannya sebagai “Top One”, orang paling berpengaruh di dunia.
Akhlak Rasulullah, Bukti Cinta
Jika seorang Muslim mencintai sang Nabi, harus membuktikan kecintaannya tersebut. Bukti cinta kepada Nabi, di antaranya, petama, berkeinginan kuat untuk bertemu dan berkumpul bersama Nabi.
Bagi Muslim generasi setelah sahabat termasuk generasi sekarang yang tidak memiliki kesempatan bertemu dengan sang Nabi mesti berharap agar dikumpulkan bersama Nabi di Jannah Firdaus yang Allah SWT janjikan kepada orang-orang saleh dan muttaqin. Yakni, dengan cara melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi setiap larangan-Nya.
Kedua, menaati beliau dengan menjalankan sunahnya dan mengikuti setiap ajarannya. Allah SWT menegaskan, dengan menaati Nabi, berarti telah menaati Allah. Melaksanakan sunah Nabi memiliki keistimewaan dan memberi kebahagiaan tersendiri. Selain merasa dekat dengan Nabi, secara keilmuan sunah-sunah Nabi memiliki efek menyehatkan.
Shalat Tahajud misalnya, sebuah penelitian membuktikan bahwa aktivitas selepas bangun tidur pada waktu sepertiga malam (kira-kira pukul 02.00 sampai pukul 04.00) dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi kesehatan.
Shalat Tahajud menjadi terapi pengobatan terbaik dari berbagai macam penyakit. Karena itu, orang-orang yang membiasakan diri untuk Tahajud akan memiliki daya tahan tubuh sehingga tak mudah terserang penyakit.
Akhlak Rasulullah,
Nabi ﷺ bersabda, “Dirikanlah shalat malam karena itu adalah tradisi orang-orang saleh sebelum kalian, sarana mendekatkan diri kepada Allah, pencegah dari perbuatan dosa, penghapus kesalahan, dan pencegah segala macam penyakit dari tubuh.” (HR Tirmidzi).
Ketiga, memperbanyak shalawat kepadanya. Nabi bersabda, “Barang siapa bershalawat atasku sekali, niscaya Allah bershalawat atasnya sepuluh kali.” (HR Muslim). Allah SWT senantiasa melindungi dan merahmati mereka yang bershalawat kepada Nabi. Bahkan dengan memperbanyak shalawat, mempermudah setiap urusan duniawi.
Keempat, mengikuti akhlaknya. Tidak dipungkiri bahwa Nabi ﷺ memiliki akhlak yang mulia. Firman Allah SWT dalam QS al-Qalam: 4, “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) berakhlak yang agung.” Salah satu tugas Nabi diutus, yakni untuk menyempurnakan akhlak. Nabi bersabda, “Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR Bukhari)
Akhlak Rasulullah, Ibadahnya
Rasulullah ﷺ terkenal dengan keikhlasannya, terutama dalam beribadah. Ikhlas dengan selalu meniatkan ibadah hanya kepada Allah semata, sehingga dapat membersihkan hati, ucapan, dan amal. Sebagai umat Islam sudah sepatutnya mencontoh keikhlasan yang dilakukan oleh Rasulullah ﷺ.
Rasulullah ﷺ selalu yakin dan tawakkal dalam menjalankan segala urusan. Baik urusan agama maupun urusan dunia.
Rasulullah juga memiliki sifat shidiq (jujur). Kejujuran beliau sudah diasah sejak kecil, saat ikut berdagang bersama pamannya, Abu Thalib. Kejujuran adalah salah satu bukti keimanan seseorang, sehingga mengantarkan hidup menuju ketenangan.
Sosok yang murah senyum dan selalu ceria. Beliau juga selalu mengeluarkan perkataan yang baik. Dalam sebuah hadits, disebutkan bahwa perkataan yang baik akan menaikkan derajat di surga.
BACA JUGA: 7 Kebajikan pada akhlak baik dan Bagaimana Cara Mencapainya
Rasulullah ﷺ bersabda: “Dan yang termasuk mengangkat derajat adalah perkataan yang baik, menyebarkan salam, memberi makanan, sholat malam saat manusia dalam keadaan tidur.” (HR. Ahmad dan disahihkan oleh Al-Allamah Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’)
Orang yang memiliki senyuman hangat, berkata baik, dan selalu ceria adalah orang yang akan selalu dirindukan dan sangat dicintai.
Akhlak Rasulullah, Kecintaan pada Sesama Muslim
Adapun, buah dari bermuka ceria adalah menumbuhkan kecintaan terhadap sesama kaum muslimin, menumbuhkan kenyamanan saat bertemu sesama muslim, mendapat ridha dari Allah SWT, dan mengikuti Rasulullah ﷺ.
Bukti-bukti cinta ini perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari setiap Muslim. Kemulin akhlak beliau dapat menjadi standar dasar akhlak yang harus dimiliki setiap umat muslim, dengan menunjukkan bukti mencintai Nabi Muhammad ﷺ, semoga kelak dikumpulkan bersamanya di jannah Allah SWT. Wallahu a’lam. []