SEBUAH rumah sakit di Uni Emirat Arab (UEA) dilaporkan telah menerima 6-10 pasien terkait kasus pencernaan atau gastroentritis karena berlebihan makan saat berbuka puasa.
Untuk itu para dokter di negara tersebut menganjurkan masyarakat untuk tidak terlalu berlebihan makan, terutama saat berbuka puasa dan sahur.
“Kami menerima terlalu banyak pasien dengan keluhan di bagian perut, muntah dan diare. Kadang kami menerima satu sekeluarga dengan keluhan yang sama,” kata Dr Ola Nagi Ibrahim, dokter umum di Emergency Medicine, Bareen Hospital.
Ibrahim juga mengatakan bahwa kasus yang diterima dalam satu hari mencapai dua kali lipat dari kasus di hari-hari biasa.
“Sebagian besar kasus yang kami terima selama siang hari disebabkan oleh dehidrasi dan sengatan matahari, sementara di malam hari (pasca buka puasa) terkait dengan gastroenteritis. Orang-orang makan terlalu banyak di bulan Ramadhan,” kata Ibrahim menjelaskan.
Sementara itu, dr Shafqut Jalal, Asisten Kepala Bagian Gawat Darurat, Rumah Sakit Universal, mengatakan bangsal itu juga menerima lebih banyak pasien di bulan Ramadhan, karena terlalu banyak makan.
“Jumlahnya berlipat ganda di bulan Ramadhan,” kata Dr Jalal seperti dikutip Khaleej Times.
Dia mengatakan penderita diabetes yang berpuasa tanpa konsultasi sebelumnya dengan dokter mereka, juga biasa dirawat di rumah sakit.
“Mereka menderita gula darah rendah dan memiliki gejala berkeringat, kebingungan dan pusing. Luka bakar sangat umum di Ramadhan, terutama para pembantu dan koki di rumah,” tambah Jalal.
Dia menekankan bahwa sebagian besar luka bakar disebabkan oleh memasak dalam jumlah besar minyak dan sup, yang bisa saja tercecer dan tumpah di tangan dan tubuh. []
SUMBER: KHALEEJTIMES | HALALLIFESTYLE