PALESTINA–Asosiasi Perusahaan Palestina di Gaza mengungkapkan bahwa pihaknya telah menutup 50 pabrik dan mem-PHK 4.000 pekerja di Jalur Gaza sejak awal pandemi Corona Maret lalu.
Kepala Federasi Umum Serikat Buruh di Gaza, Sami Al-Amsi mengatakan hal ini dalam sebuah pernyataan persnya hari ini, Ahad (19/7/2020).
“Total tenaga kerja yang terkena dampak pandemi Corona dan prosedur darurat adalah 140 ribu orang, termasuk 40 ribu yang terkena dampak langsung,” kata Al-Amsi.
BACA JUGA: 1 Juta Orang Tandatangani Petisi ‘Google Tempatkan Palestina di Petamu!’
Dia menjelaskan, di antara pekerja yang terkena dampak adalah sektor taman kanak-kanak, yang mempekerjakan 2.800 pekerja, terutama di taman kanak-kanak berlisensi.
Dia juga menunjukkan, 5 ribu orang yang bekerja di sektor pariwisata, hotel dan restoran terpengaruh, terutama 12.000 hingga 15.000 pengemudi yang terkena dampak akibat ditutupnya sejumlah sekolah dan universitas selama krisis.
Dan dia menunjukkan, angka-angka ini cenderung meningkat pada tahun ini jika krisis akibat wabah Corona dan resesi ekonomi terus berlanjut.
Para pekerja di Jalur Gaza adalah korban dari setiap krisis yang memengaruhi masyarakat, baik sebagai akibat dari langsung atau sebagai akibat dari krisis yang berkaitan dengan ekonomi Palestina serta segmen buruh telah menjadi yang paling terpengaruh di antara segmen masyarakat yang membutuhkan intervensi pemerintah yang mendesak.
“Jumlah total pekerja di sektor ini berkisar antara 300 ribu hingga 350 ribu, sedangkan total pengangguran mereka berjumlah 250 ribu, dan antara mereka 100.000 hingga 130 ribu bekerja di berbagai sektor tenaga kerja,” ujar Al Amsi.
Dia menekankan, para pekerja di Jalur Gaza berada dalam situasi bencana sejak pengepungan Jalur Gaza pada tahun 2006. Situasi kehidupan mereka terus menurun, oleh karena itu ia menyerukan kebijakan mendesak untuk keadilan dan pembentukan proyek bantuan untuk mempekerjakan mereka serta mengintegrasikan mereka ke pasar tenaga kerja.
BACA JUGA: Tentara Keamanan Israel Tangkap Ilmuwan Fisika Palestina
Al-Amsi meminta Kementerian Tenaga Kerja dan donor untuk memasukkan nama-nama pekerja yang diberhentikan dari pekerjaan mereka dalam program ketenagakerjaan sementara, menekankan bahwa kerapuhan situasi ekonomi di Gaza membuat mereka sulit menemukan peluang kerja.
Populasi Jalur Gaza terus mengalami penderitana akibat kondisi ekonomi dan kemanusiaan yang sulit, sejak pengenaan blokade Israel pada tahun 2006. Bahkan laporan internasional menggambarkannya sebagai yang terburuk di dunia, karena penutupan semua penyeberangan yang menghubungkan Gaza dengan dunia luar melalui Mesir atau wilayah Palestina yang diduduki tahun 1948 dengan pengecualian sebagian kecil untuk memasukkan beberapa barang dan pengunjung. []
SUMBER: PALINFO