YOGYAKARTA—Musim kemarau telah membuat banyak daerah di Indonesai mengalami kekeringan. Tak terkecuali wilayah Gunungkidul, Yogyakarta. Akibat hujan urung turun, Embung (tempat penampungan air hujan) Kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul kering kerontang. Padahal embung dengan luas sekira 2400 meter persegi ini dulunya adalah tujuan wisata terkenal.
Pengelola Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran Sugeng Handoko menuturkan, embung yang selesai dibangun tahun 2013 lalu ini mengalami penyusutan air sejak tiga bulan terakhir. Embung yang berfungsi sebagai cadangan air terus mengering karena hujan tak kunjung turun.
BACA JUGA: 95% Wilayah Indonesia Alami Kemarau, Ini Imbauan BMKG
Situasi semakin parah karena sumber air di sekitar lokasi yang biasanya digunakan untuk mengisi air ke embung kini macet.
“Tidak ada airnya sama sekali sehingga kondisi embung tinggal lapisan geomembran yang berfungsi untuk menampung air,” kata Sugeng, Jumat (12/10/2018).
Habisnya air di embung karena dimanfaatkan oleh warga dan pengelola untuk mengairi ribuan tanaman durian dan kelengkeng yang ada di kebun buah Nglanggeran. Sebelum dilakukan penyedotan, warga telah bersepakat terkait hal ini.
“Kami optimalkan untuk pengairan kebun buah. Harapannya, ribuan batang pohon durian dan kelengkeng tahun ini bisa berbuah. Semoga bisa tercapai,” ucap Sugeng.
Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Gunungkidul Raharjo Yuwono mengatakan, salah satu fungsi utama dari Embung Nglanggeran untuk mengairi tanaman buah di kawasan tersebut. “Embung tersebut digunakan untuk pengairan,” katanya.
BACA JUGA: Suhu Panas Capai 36 Derajat, BMKG Imbau Warga Hemat Air
Menurut Raharjo, berdasarkan informasi dari BMKG, prediksi musim penghujan jatuh pada awal November 2018. Hujan pertama kali turun di wilayah bagian utara Gunungkidul seperti di Gedangsari, Ngawen, Patuk, Semin Karangmojo, Wonosari bagian utara, Ponjong bagian utara dan Semanu bagian utara. []
SUMBER: KOMPAS