BRASIL–Warga miskin di kawasan Timur Laut Brasil yang kering dan gersang berteriak kelaparan. Ini terjadi usai Brasil menjadi kedua dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat (AS), Medical Express melaporkan.
Pandemi virus Corona tak hanya menghantam wilayah tenggara Brasil yang diisi mayoritas orang-orang berduit. Wilayah timur laut turut ‘hancur’ dan bahkan kondisinya jauh lebih memprihatinkan.
Di bagian timur laut Brasil, terdapat 7,7 juta orang miskin dengan rata-rata penghasilan kurang dari dua dolar AS per hari.
BACA JUGA: Kasus Corona di Brasil Capai 71.886, 5000 Meninggal Dunia
Pembatasan sosial dan lockdown demi memutus rantai infeksi virus Corona telah membuat warga miskin Brasil kian terhimpit. Mereka kini kelaparan.
“Dalam 26 tahun, saya belum pernah melihat begitu banyak orang hidup dalam ketakutan, begitu banyak orang kelaparan,” kata Alcione Albanesi, pendiri badan amal Amigos do Bem dikutip dari Medical Express, Sabtu (30/5/2020).
“Semuanya berhenti. Tapi kelaparan tidak berhenti,” ujar Albanesi.
Dalam keadaan sulit di tengah pandemi, warga timur laut Brasil kini mengandalkan bantuan dari berbagai organisasi non-profit, seperti Amigos do Bem.
Amigos do Bem mendistribusikan persediaan makanan, air, dan kebersihan kepada masyarakat di Sertao yang panas dan kering. Mereka juga mendistribusikan hal serupa di wilayah pedalaman tempat banyak keluarga mencari nafkah dengan bertani di tanah yang retak dan tak kenal ampun.
Nasib sulit warga di wilayah timur laut Brasil turut dikaitkan dengan tensi politik di mana Presiden Jair Bolsonaro secara terang-terangan tidak menyukai warga Afro-Brasil.
BACA JUGA: Dipaksa Orangtuanya Puasa Hingga Kelaparan, Gadis 11 Tahun di Brasil Meninggal Dunia
Bolsonaro sempat menganggap warga timur laut tak bisa melakukan apa-apa dan bercanda dengan menyebut anggota parlemen kulit hitam sebagai budaknya.
Para gubernur di kawasan itu pada akhirnya meluncurkan komite ahli untuk menanggapi krisis, yang diketuai oleh salah satu dokter terkenal Brasil, ilmuwan saraf Miguel Nicolelis.
“Timur laut tidak mendapat banyak bantuan keuangan dari pemerintah federal … karena permusuhan politik ini,” kata Nicolelis.
Hingga Sabtu (30/5/2020), Brasil telah mencatatkan 468.338 kasus infeksi di mana 27.944 orang meninggal dunia. []
SUMBER: SUARA