PERBUATAN zalim merupakan salah satu yang merugikan diri kita. Karena orang yang berbuat zalim, maka akibat buruknya pasti akan menimpa diri kita sendiri. Seperti layaknya kita meludah ke atas langit, tentu air ludah itu akan kembali ke wajah kita.
Dikutip dari buku 1001 Siksa Alam Kubur karya Ustadz Asan Sani ar Rafif, ternyata yang akan terkena getahnya atau akibat dari perbuatan zalim itu bukan hanya dirasakan oleh orang yang melakukannya saja. Orang yang membantu mensukseskan perbuatan tersebut juga akan tertimba balasannya.
Sebab, melakukan perbuatan zalim adalah dosa besar. Dan orang-orang yang membantu perbautan zalim dosanya sama dengan orang yang berbuat zalim.
Akibat Menjadi Perantara Perbuatan Zalim
BACA JUGA: Orang yang Dizalimi Boleh Mendoakan Keburukan?
Membantu perbuatan zalim adalah jika seseorang menjadi petunjuk jalan orang lain dalam berbuat ke-zaliman, dengan kata lain seseorang yang memberikan informasi atau jalan atau cara atau fasilitas kepada orang yang hendak melakukan kezaliman kepada orang lain. Perbuatan ini pun termasuk dosa besar dan mendapat balasan azab dari Allah SWT.
Berikut firman Allah SWT:
“… Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim,” (QS. Al-Maidah: 45).
“Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang rugi,” (QS. Al-Baqarah: 147).
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya,” (QS. An-Nisa’: 59).
Oleh sebab itu, jangan biarkan diri kita menjadi perantara perbuatan zalim seseorang, karena itu akan merugikan diri kita sendiri.
Kita memang tidak secara langsung menzalimi orang lain, tetapi sebagai perantara maka kita ikut terlibat dalam perilaku tercela itu. Dan azab bagi orang yang menzalimi, akan dirasakan pula oleh kita yang ikut membantu perbuatan zalim. Naudzubillah.
Sementara itu, setidaknya ada 5 dampak akibat berbuat zalim. Dalam Islam, perbuatan zalim adalah meletakkan sesuatu atau perkara bukan pada tempatnya. Kata ini juga biasa digunakan untuk melambangkan sifat kejam, bengis, tidak berperikemanusiaan.
Akibat Menjadi Perantara Perbuatan Zalim
Dalam QS. Ali Imran Ayat 192, Allah Ta’ala telah memberikan peringatan berupa ancaman bagi orang zalim. “Orang-orang yang berbuat zalim akan mendapat ancaman yang sangat dahsyat yang mestinya menjadi perhatian kita sebagai orang-orang mukmin, sehingga kita hidupnya senantiasa dalam ridha Allah Swt,” kata Imran Baehaqi.
Anggota Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PP Muhammadiyah ini menyampaikan bahwa beberapa poin akibat melakukan perbuatan zalim.
Pertama, kezaliman akan mengakibatkan berlakunya azab yang besar bagi pelakunya. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam QS. Al-Furqan ayat 19 bahwa “barangsiapa yang berbuat zalim, niscaya akan merasakan azab yang sangat besar.”
Kedua, kezaliman akan mendapatkan laknat berupa dijauhkannya dari kenikmatan-kenikmatan dan rahmat Allah Swt baik di dunia maupun di akhirat.
Hal ini ditegaskan dalam QS. Ghafir ayat 52 bahwa “(yaitu) hari ketika permintaan maaf tidak berguna bagi orang-orang zalim dan mereka mendapat laknat dan tempat tinggal yang buruk.”
Ketiga, kezaliman akan mendapatkan ancaman doa dari orang yang dizaliminya dan doa orang yang terzalimi akan dikabulkan oleh Allah Swt, sekalipun doa keburukan.
Rasulullah Saw pernah bersabda: ”Dan berhati-hatilah terhadap doa orang yang terzalimi, karena tidak ada penghalang antara doanya dengan Allah” (HR. Bukhari dan Muslim).
Keempat, kezaliman akan mengalami kebangkrutan di hari kiamat kelak, bila tidak bertaubat kepada Allah SWT dan memohon maaf kepada orang yang dizalimi ketika di dunia.
Akibat Menjadi Perantara Perbuatan Zalim
BACA JUGA: Kematian Tragis Seorang Majikan Zalim
Rasulullah Saw bersabda: “Siapa yang pernah berbuat aniaya (zhalim) terhadap kehormatan saudaranya atau sesuatu apapun hendaklah dia meminta kehalalannya (maaf) pada hari ini (di dunia) sebelum datang hari yang ketika itu tidak bermanfaat dinar dan dirham” (HR. Al-Bukhari).
Kelima, kezaliman akan mendatangkan bencana dan malapetaka. Allah Swt berfirman dalam QS. Al-Hajj ayat 45 bahwa “Maka betapa banyak negeri yang telah Kami binasakan karena (penduduk)nya dalam keadaan zalim, sehingga runtuh bangunan-bangunannya dan (betapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi (tidak ada penghuninya).”
“Bagaimana sikap kita ini? Hendaklah kita sendiri untuk menjauhi perbuatan zalim yang ancamannya begitu dahsyat. Terutama zalim kepada Allah dalam bentuk kekufuran dan membuat kerusakan di dunia ini,” tutur Imran melansir laman Muhammadiyah. []