Oleh: Siti Masliah
MEMAKAI jilbab malu? Solusinya adalah dipaksakan. Biarlah orang-orang menertawakan dengan apa yang kita pakai.
Rosulullah Saw pun pernah mengatakan bahwasanya salah satu dari perhiasan iman adalah rasa malu. Beliau juga tipe manusia yang pemalu, bahkan dikatakan bahwa beliau lebih pemalu dari pada perempuan dalam pingitan.
Namun dalam pandangan Allah, kita akan mendapatkan kemuliaan. Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah mereka yang menertawakan orang-orang yang beriman dan apabila orang-orang yang beriman malu dihadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya.” (QS Al-Mutaffifin 29-30).
“Jilbab itu adalah perhiasan bagi kita, oleh karena itu jagalah aurat kita dengan balutan jikbab yang menguntai sampai ke dada. Pertahankan pesonamu, keanggunanmu, dengan senantiasa memelihara kehormatan dirimu. Jika kau mampu untuk melakukannya, maka pantaslah jika sampai para lelaki berlomba untuk menyuntingmu dan para bidadari pun cemburu padamu.” -Salim A Fillah-
Terkadang seorang wanita malu menggunakan jibab dengan alasan bahwa dirinya merasa masih belum baik akhlaknya, belum mencerminkan jilbab yang dipakainya, belum bisa mengaji Al-Quran dan lain sebagainya.
Untuk mengatasi hal ini tanamkan dalam diri kita bahwasanya tujuan kita memakai jilbab untuk menjadi lebih baik, dan supaya lebih terjaga. Allah berfirman, “Hai Nabi, katakanlah kepada anak-anak perempuanmu, istri-istrimu dan istri-istri orang mukmin: ”Hendaklah mereka mengulurkan keseluruh tubuh mereka. “Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang.” (QS Al-Ahzab:59).
Awalnya mungkin malu, namun lama-kelamaan kita pun insyaAllah akan terbiasa. Allah akan tetap memperhitungkan usaha yang kita lakukan. Malu menjadi Mc, berpidato, berjilbab dan lain sebagainya solusinya adalah dipaksakan dan akan terbiasa dengan sendirinya. Awalnya mungkin berat bahkan hasilnya mungkin akan membuat kita mandi keringet, gerah. Namun hal itu jauh lebih baikdari pada kita tidak mencoba sama sekali.
Demikian pula dengan rasa grogi, malu, demam panggung, kurang PD, minder, dan lain sebagainya yang dimiliki setiap orang. Namun masing-masing orang berbeda dalam menyikapinya.
Rasa tersebut akan menjadi positif jika kita menyikapinya dengan positif, dan ada pula akan menjadi negatif kalo kita menyikapinya dengan negatif. Kita sudah semakin menjauh dalam melangkah, semakin jauh dalam perjalanan, namun demikian kita harus tetep senantiasa melakukan upaya perbaikan diri. Setiap langkah, setiap momen, setiap kesempatan yang kita lalui. Jadikan setiap sarana yang akan menjadikan kita lebih bermutu dari hari ke hari. Ya step by step for be better.
Hidup tidak statis tapi dinamis. Tentu saja dalam menjalainya tidak selamanya mulus, bertabur bunga di kanan-kirinya. Terkadang kita berada di bawah payung kesuksesan, namun di lain waktu kita berada di bawah bayangan kegagalan.
Jilbabku memang tidak menjamin bahwa aku akan masuk syurga, baju longgarku tidak akan menjamin bahwa aku akan selamat dari hisab. Tapi aku tahu, salah satu ciri perempuan-perempuan syurga adalah berhijab, dan Allah menyukai hamba-hambanya yang berusaha untuk taat. []