AKU berangan-angan dan terus berangan-angan.
Aku ingin nikah, dan jadi kenyataan, aku betul-betul menikah. Tetapi rumahku sunyi senyap, dihantui rasa sepi.
Aku berangan-angan lagi.
Aku ingin punya anak, dan jadi kenyataan, Allah mengaruniai ku beberapa orang anak. Tetapi tidak lama aku merasa bosan dengan dinding rumahku.
Aku berangan-angan lagi.
Aku ingin punya usaha lebih baik dan berpenghasilan lebih besar, supaya aku punya kekayaan untuk membeli rumah baru. Dan itupun jadi kenyataan. Aku mempunyai rumah walaupun setelah melalui kesusahan. Tetapi anak-anakku sudah mulai dewasa.
Aku berangan-angan lagi.
Aku ingin menikahkan mereka, dan jadi kenyataan, mereka semua menikah….Tetapi aku sudah bosan bekerja terus. Beban-bebannya membuat aku letih.
Aku berangan-angan lagi.
Aku ingin pensiun supaya bisa santai. Dan jadi kenyataan, aku mulai pensiun. Aku sendiri lagi, persis seperti awal selesai kuliah dulu.
Sayangnya ketika selesai kuliah dulu aku dalam keadaan menghadap kepada kehidupan, namun sekarang aku sudah harus siap-siap meninggalkan kehidupan.
Akan tetapi, aku masih punya banyak angan-angan.
Aku berangan-angan lagi.
akan menghafal al Qur’an, tetapi ingatanku sudah mulai lemah.
Aku berangan-angan.
akan melakukan puasa sunat, tetapi kesehatanku tidak mengizinkan.
Aku berangan-angan.
akan melakukan shalat tahajjud, tetapi kakiku tidak kuat lagi berdiri lama mengangkat tubuhku yang sudah melemah.
Maka gunakanlah masa mudamu sebelum datang masa tuamu, dan janganlah kamu sampai disibukkan berpikir tentang rezeki sehingga lupa memikirkan akhiratmu.
https://www.youtube.com/watch?v=NNTxu9cRAhY
Perlu disadari bahwa.
Allah telah menjamin rezekimu maka jangan sampai cemas, sementara Allah tidak pernah menjaminmu masuk surga maka jangan sampai malas. []
Sumber: Ustadz Muhammad Ali Nawarij, diterjemahkan oleh zulfi akmal.