Oleh : Pipit Era Martina
HUSNUL Khatimah merupakan karunia terbesar dari Allah SWT untuk seorang hamba. Perjuangan dan pengorbanan diri dalam menjaga iman dan islam seketika terbalaskan dengan mati dalam keadaan Husnul Khatimah, mati sebaik-baiknya kematian.
Inginkah kalian para umat?
Cara kematian yang selalu didambakan, di¬idam-idamkan namun tak jarang terlupakan proses meraihnya. Duhai kawan, tiada sesuatu yang bisa kau dapatkan dengan cuma-cuma atau gratis. Apalagi ini termasuk dalam suatu hal yang menyangkut tentang kehidupan kekal selamanya.
Di sini, di dunia ini, jika kau inginkan benda yang bermerk, apakah hanya dengan seuntai senyum kau bisa mendapatkannya? Tidak bukan? Ada proses dimana benda bermerk dan berharga tersebut bisa jatuh dalam genggamanmu dengan pertukaran, mereka memberi barang dan kau memberikan uang. Uangpun tidak dengan proses instan kau mendapatkanya, tetap ada berjuta proses di belakangnya hingga pada akhirnya uang dalam jumlah sekian banyak bisa berada dalam genggamanmu.
Berpikirlah…
Di dunia yang hanya sesaat ini, apapun kau perjuangkan meski tak mendapatkan segala bentuk kebahagiaan, namun mengapa? Kematian yang kau dambakan, tempat terindah yang selalu kau bayangkan tak pernah kau perjuangkan?
Sungguh teramat sulit jalan yang akan kau tempuh untuk menggapai Husnul Khatimah, akan banyak rintangan yang kau temui sebelum kematian, banyaknya godaan dari para penghuni abadi neraka (setan). Jika memang iman yang ada dalam diri ini teguh dan kokoh, maka Husnul Khatimah layak kau sandang.
Allah SWT berfirman:
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat…” (QS. Ibrahim: 27)
Manusia punya peran usaha sebagai sebab Allah SWT menganugerahkan Husnul Khatimah kepada kita. Di antara banyaknya upaya untuk meraih sebaik-baik kematian ialah dengan menjaga iman dan takwa kepada Allah SWT.
Menjaga iman ialah dengan senantiasa mematuhi segala perintah-Nya, menjalankan kewajiban-Nya, melaksanakan Sunnah Rasul-Nya dan juga menjauhi segala larangan-Nya. Dan umat yang selalu ingat dengan taubat, dikala ia melakukan kesalahan sekecil apapun itu, ia akan bersegera mengucap Istighfar, bersujud dan memohon ampun kepada Allah SWT serta berjanji takkan lagi mengulanginya.
Sulitkah?
Ya, mungkin terdengar sulit, karena yang di maksud dengan menjauhi larangan-Nya ialah yang di sebut kenikmatan dunia oleh kebanyakan mereka. Apa itu? Foya-foya, hura-hura, menghamburkan harta dengan sesuka hati tanpa mengingat adanya manusia lain yang membutuhkan pertolongan, lupa akan adanya manusia lain yang kelaparan, lupa bahwa diri ini hanyalah seonggok manusia kecil di antara banyaknya manusia.
Tidak hanya itu saja, perjalanan meraih Husnul Khatimah juga di iringi dengan menjauhi sifat syirik atau itikad (perbuatan) yang menyamakan sesuatu selain Allah SWT dan disandarkan pada Allah dalam hal Rububiyyah dan Uluhiyyah. Umumnya, menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah yaitu hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdo’a kepada selain Allah SWT atau memalingkan suatu bentuk ibadah, seperti menyembah pepohonan, memuja hewan dan sebagainya kepada selain-Nya.
Dalam Firman Allah disebutkan:
“Sesungguhnya menyekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar.” (QS. Luqman: 13)
Sungguh dosa yang sulit terampuni ialah perbuatan syirik, terlebih lagi jika ia meninggal dalam keadaan berada dalam kemusyrikannya.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar” (QS. An-Nisa: 48)
Menjaga iman dan senantiasa menjauhi segala perbuatan yang tidak di senangi Allah seperti yang sudah diterangkan di dalam agama tidaklah mudah. Jika diri merasa melakukan khilaf dan sedikit saja melakukan kemaksiatan, maka segeralah bertaubat kepada Allah SWT dan berjanjilah untuk tidak mengulanginya lagi. Dan terusahalah berusaha untuk tidak berbuat syirik.
Rasulullah SAW menganjurkan kepada kita untuk selalu berdo’a seperti berikut:
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik (menyekutukan-Mu) sedangkan aku mengetahuinya. Dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap kesyirikan yang tidak aku ketahui.” (HR. Ahmad)
Salah satu cara untuk kita agar dapat meraih Husnul Khatimah ialah dengan menghargai waktu. Jangan buang waktumu dengan sia-sia tanpa mendapatkan sedikitpun ilmu. Belajarlah dari hal kecil ini, gunakan sedikitnya waktumu untuk memperdalam ilmu, memperbaiki tingkah laku. Karena kita tak akan pernah tahu hal apa yang akan terjadi di waktu berikutnya. Bisa saja dalam satu waktu ke depan nyawa ini sudah melayang atau bisa saja dalam beberapa waktu kemudian sukses gemilang tiba-tiba datang. Oleh karena itu, belajarlah menghargai waktu dan gunakan waktu dengan sebaik-baiknya kamu mampu. Karena dengan menghargai waktu, secara otomatis kita belajar untuk bisa menghargai diri sendiri. Belajar untuk memperbaiki diri seraya berbagi.
Note : Tingkah laku tak selalu seindah tulisan, namun dari tulisan bisa merubah tingkah laku bisa lebih indah.