Oleh: NS Risno
Ketaatan seorang muslim itu tidak hanya ditakar dari khusuknya ia sholat, rajinnya membaca Al-Qur’an, tekunnya menjalankan puasa sunah serta kesanggupanya bangun disepertiga malam untuk mengerjakan sholat lail. Tapi ditakar juga dari sejauh mana ia peduli terhadap nasib yang menimpa saudaranya.
Bukankah seorang muslim dengan muslim lainya itu adalah saudara? Seperti yang dikatakan Nabi, bagaikan satu tubuh, di mana apabila ada anggota tubuh yang sakit, maka semua anggota tubuh lainya akan ikut merasakan sakitnya?
Dalam Islam itu, kita tidak hanya diperintahkan untuk melaksanakan ibadah ibadah sepiritual saja. Tapi juga diperintahkan agar kita melaksanakan ibadah-ibadah sosial.
Kita tidak hanya diperintah untuk segera berangkat ke masjid, melaksanakan sholat berjamaah ketika mendengar adzan dikumandangkan. Tapi juga diperintahkan untuk segera mengulurkan tangan ketika mendengar ada saudara kita yang lagi ditimpa kesusahan.
Seorang muslim tidak hanya dituntut untuk berani mengeluarkan puluhan juta rupiah guna ongkos berangkat naik haji, tapi dituntut juga agar berani mengeluarkan puluhan ribu rupiah untuk membantu saudaranya yang lagi membutuhkan bantuan.
Bahkan seorang muslim yang abai, tidak peduli akan nasib yang lagi menimpa saudaranya. Padahal ia mampu untuk berbuat sesuatu untuknya, maka Allah menyebutnya sebagai sipendusta agama. (Qs: Al Maa’un 1-3).
Juga di sebutkan dalam sebuah hadits Qudsi,kKelak di Hari Kiamat, Allah Subhanahu wa Ta’ala bertanya kepada bani Adam, “Wahai bani Adam, aku sakit namun kamu tidak menjenguk-Ku.”
Bani Adam menjawab, “Wahai Tuhan,bagaimana hamba menjenguk-Mu sedang Engkau adalah Tuhan semesta alam?”
Allah berfirman, “Tidakkah kamu mengetahui bahwa hamba-Ku si Fulan sakit, namun kamu tidak menjenguknya, tidakah kamu mengetahui seandainya kamu menjenguknya niscaya kamu akan mendapati Aku disisihnya.”
Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar bertanya lagi,”Wahai bani Adam, Aku minta makan kepadamu namun kamu tidak memberi makan kepada-Ku.”
Bani Adam menjawab, “Wahai Tuhan, bagaimana saya memberi makan kepada-Mu, sedang Engkau Tuhan semesta alam?”
Allah berfirman, “Tidakah kamu mengetahui bahwa hamba-Ku si fulan minta makan kepadamu, tetapi kamu tidak memberi makan kepadanya.
Apakah kamu tidak mengetahui bahwa seandainya kamu memberi makan kepadanya niscaya kamu akan mendapati pahalanya disisi-Ku.”
Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar bertanya lagi kepada bani Adam,
“Wahai bani Adam,Aku minta minum kepadamu,tapi kamu tidak mau memberi minum kepada-Ku?”
Bani Adam berkata, “Wahai Tuhan,bagaimana hamba memberi minum kepada-Mu sedang engkau adalah Tuhan alam semesta?”
Allah berfirman ,” Hamba-Ku si fulan minta minum kepadamu, tetapi kamu tidak mau memberinya,tidakah kamu mengetahui seandainya kamu memberinya minum, niscaya kamu memperoleh pahala di sisi-Ku.” (HR.Muslim)
Semoga di akherat kelak kita bukan termasuk golongan orang yang disindir Allah dengan ditanya demikian. Wallahu ‘alam. []