Hari ini kita bisa dikumpulkan di dunia berdasarkan banyak hal. Kita dikelompokkan berdasarkan ras, suku, kelompok, negara, status, penghasilan, bahkan karena kesukaan.
Tapi di akhirat kelak, saat yaumil qiyamah, kita tak dikumpulkan berdasarkan itu semua. Satu keluarga belum tentu bersama-sama, sama kerabat belum tentu berjumpa.
Di dunia bertetangga bisa jadi berjauhan saat itu, karib di dunia bisa jadi musuh di masa itu, yang saling mencinta di dunia bisa jadi saling menjatuhkan di hari itu.
Bila ibu dan anak, suami dan istri saja bisa jadi terpisah di hari itu, apalagi hanya kelompok dan negara. Kita tak dikumpulkan di hari kiamat berdasarkan itu semua.
Lalu sebab apa manusia-manusia dikumpulkan di hari kiamat kelak? Ada penyampaian dari Rasulullah Muhammad saw, yang layak kita pertimbangkan sedari sekarang.
Nabi saw bersabda, “Seseorang akan bersama dengan orang yang dicintainya pada hari kiamat” (HR Tirmidzi), begitulah manusia akan dikumpulkan kala itu.
Maka bisa jadi tersebab cinta kita pada Allah dan Rasul, kita dikumpulkan di hari kiamat berbeda ras, suku, kelompok bahkan beda negara, atau bahkan beda generasi.
Tapi kita takkan dikumpulkan dengan mereka yang tak beriman pada Allah dan Rasul, apalagi mencintai? Mereka akan bersama dengan apa yang mereka cintai di dunia.
Maka berhati-hatilah kita di dunia, akan apa yang kita cintai, siapa yang kita cintai. Pastikan itu adalah Allah, Rasul dan orang yang beriman, para pecinta kebaikan.
Jangan sampai di dunia, kita justru membela penista agama, mencintai selain Muslim, kasar dan sangar pada mereka yang beriman, membenci mukmin tanpa sadar.
Itulah yang dimaksud, Al-Quran “Dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. Sebab hanya Islam yang bisa selamatkan kita, dunia akhirat.
Dan sahabat semua jadi saksi, bahwa saya mencintai Allah dan Rasul, mencintai sahabat, tabiin dan tabiin, walau belum jumpa, dan mencintai sahabat semua karena Allah.
Satu saat, saya berharap, salah satu dari yang saya cintai di dunia karena Allah itu, dapat menggandeng tangan saya, menuntun saya memasuki surga Allah. []
Sumber: Fanpage Ustadz Felix Siauw