NABI Muhammad SAW ialah cucu kesayangan Abdul Muthalib. Bahkan kecintaannya tak tertandingi oleh anak-anak atau cucu-cucu yang lain.
Diriwayatkan suatu saat ketika Abdul Muthalib sedang duduk di perantaraan di atas suatu permadani yang terhampar untuknya. Dan saat ia melihat cucu kesayangannya, ia memerintahkan agar dilapangkan jalan untuknya. Sehingga, Muhammad dengan mudah menghampiri kakeknya.
BACA JUGA: Perjanjian Kaum Musyrikin untuk Memboikot Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib
Setelah itu Abdul Muthalib mendudukkannya di atas permadani yang berada di sampingnya. Perhatian yang khusus ini, mengukuhkan kedudukan Muhammad di jiwa-jiwa Kaum Quraisy. Di samping itu, sejak usia dini ia memiliki keagungan akhlak.
Masa keyakinannya telah diisyaratkan oleh Al-Quran, yang mana saat itu beliau berada dalam penjagaan ilahi. Sebagaimana sabdanya, “Aku telah dididik oleh Tuhanku dengan sebaik-baik pendidikan.”
BACA JUGA: Shafiyah binti Abdul Muthalib, Wanita di Perang Khandaq
Diriwayatkan ketika Abdul Muthalib dihampiri oleh ajalnya, ia berkata kepada seseorang yang mencoba membantu Nabi yang saat masih kecil dan baru merangkak, “Biarkanlah anakku, sesungguhnya malaikat telah mendatanginya.”[]
Sumber : Teladan Abadi/ Penulis: The Ahlul Bayt World Assembly, Muhammad Alcaff/Penerbit: Al-Huda, 2009